Di Bolivia, Paus Minta Maaf atas Kejahatan Masa Lalu Gereja Katolik
Jumat, 10 Juli 2015 | 17:52 WIB
SANTA CRUZ DE LA SIERRA, KOMPAS.com — Dalam kunjungannya ke Bolivia, Kamis (9/7/2015), Paus Fransiskus menunjukkan isyarat rekonsiliasi bersejarah dengan meminta maaf kepada warga asli Bolivia.
Permintaan maaf yang disampaikan Paus Fransiskus ini terkait kejahatan yang dilakukan berabad-abad lalu terhadap penduduk asli Bolivia atas nama Gereja Katolik.
Paus kelahiran Argentina, yang dikenal tak ragu mengeluarkan pernyataan terkait masalah agama atau politik, menyampaikan permintaan maaf itu dalam perhentian keduanya dalam tur di tiga negara Amerika Latin.
"Saya ingin katakan kepada Anda dan saya ingin benar-benar jelas, saya meminta maaf kepada kalian semua, tak hanya karena kekerasan yang dilakukan gereja kita, tetapi juga kejahatan para penduduk awal di masa apa yang disebut sebagai penaklukan Amerika," kata Paus yang disambut tepuk tangan meriah.
"Telah terjadi sangat banyak kejahatan serius terhadap penduduk asli Amerika yang dilakukan dengan menyebut nama Tuhan," kata Paus dalam pernyataan terkuatnya dalam kunjungan sepekan di Amerika Selatan itu.
Permintaan maaf Paus terkait kejahatan pada masa-masa kolonial terhadap penduduk asli Amerika itu disampaikan dalam acara Pertemuan Gerakan Rakyat Dunia di kota Santa Cruz.
Tiga negara yang dikunjungi Paus kali ini, yaitu Ekuador, Bolivia, dan Paraguay memiliki penduduk yang sebagian besar beragama Katolik. Ketiga negara ini juga sudah lama dikenal dengan sejarah kemiskinan dan diskriminasi, terutama terhadap warga asli.
Pada 1500-an, para penakluk Spanyol, dengan restu Gereja Katolik, menyiksa dan memperbudak para penduduk Asli Amerika, menghancurkan kebudayaan asli mereka dan memaksa mereka memeluk Katolik.
Jutaan orang warga asli Amerika tewas akibat penyakit dan jutaan lainnya tewas akibat sistem kerja paksa brutal yang memicu kehancuran tanah dan cara hidup mereka.
Editor | : Ervan Hardoko |
Sumber | : AFP |
No comments:
Post a Comment