Saturday, August 29, 2015

ORANG TOBA: Asal-usul, Jatidiri, dan Mitos Sianjur Mulamula




SEGERA TERBIT!

Buku berjudul: "ORANG TOBA: Asal-usul, Jatidiri, dan Mitos Sianjur Mulamula"  ini akan segera terbit dalam dua - tiga minggu mendatang. Buku tersebut memaparkan dengan lebih jelas lagi mengenal asal-usul dan jatidiri dari yang disebut Orang Toba. Kemudian, dalam mitos Sianjur Mulamula diungkapkan hubungan penghuni awal Sianjur Mulamula dengan etnik Pakpak, Karo, Simalungun, dan Mandailing, serta berbagai etnik lainnya di Sumatera bagian Utara. Buku yang akan terbit ini disusun sedemikian singkat dengan ukuran tidak begitu lebar, sehingga memudahkan berbagai kalangan luas untuk membacanya tanpa penguraian yang bertele-tele, tetapi jelas dan singkat. Pemesanan dapat dilakukan melalui blog ini atau melalui PIN 20F729E7. Horas ... :)




_____________________________________________________________________________

Cover Depan:

ORANG  TOBA

Asal-usul, Jatidiri, dan Mitos Sianjur Mulamula





Oleh:
Edward Simanungkalit




SIDIKALANG 2015


_____________________________________________________


Cover Belakang:









_________________________________________________________________________________







Wednesday, August 19, 2015

SUNGGUH, ORANG TOBA BUKAN ISRAEL YANG HILANG

SUNGGUH, ORANG TOBA BUKAN ISRAEL YANG HILANG
Oleh: Edward Simanungkalit


          Pada tahun 2007 untuk pertama kalinya saya mendengar isu tentang Orang Toba adalah Israel yang hilang. Setelah membaca pemaparan yang disampaikan di dalam tulisan tersebut, penulis merasa tidak ada sesuatu yang mendasar di sana. Itu makanya ketika penulis menjadi host dari group FKB (Forum Komunikasi Batak) di Facebook pada tahun 2010-2011 tidak pernah menyuguhkan isu Israel yang hilang tersebut. Ketika seorang teman penulis serumah pada tahun 1978-1980 dipinjamkan oleh pihak Universitas Leiden untuk meneliti sastra Toba di bawah bimbingan Prof. Dr. Robson, maka buku-buku tersebut dibawanya ke rumah dan penulis berkesempatan membacanya. Salah satu buku tersebut ada yang memaparkan tentang beberapa tradisi Israel yang diadopsi oleh Orang Toba. Hal tersebut dimungkinkan oleh masuknya agama Kristen di Barus sejak dahulu kala karena agama Kristen sudah ada di Barus sejak abad ke-7 Masehi. Kemudian hari penulis juga memperoleh kesempatan mengikuti kuliah di bidang teologi beberapa tahun, sehingga pemaparan isu soal Orang Toba adalah Israel yang hilang hanyalah sesuatu yang berlalu begitu saja tanpa bekas. Ada yang harus dipahami mengenai Bangsa Israel yaitu sejarah, budaya, tradisi, dan kepercayaan Israel terkait perjanjian Allah dengan bangsa Israel ketika Allah membuat perjanjian dengan Abraham, Ishak, dan Yakub.
          Belakangan ini, entah kenapa, isu tersebut muncul lagi ketika penulis menulis tentang Orang Toba dalam kaitannya dengan DNA/genetika. Berdasarkan DNA Orang Toba, maka penghuni awal Sianjur Mula-mula merupakan penutur Austronesia yang berasal dari suku Amis dan suku Atayal dari suku asli Taiwan, yang merupakan keturunan suku H’Tin dari Thailand (Austroasiatik). Isu tersebut gencar beredar di media sosial. Isu tersebut dapat beredar gencar, karena disebarkan kesana - kemari dengan melupakan bahwa Orang Jahudi itu sangat cerdas. Rupanya lupa kalau orang Jahudi itu sangat cerdas, maka isu isapan jempol tersebut ditelan begitu saja. Kalau orang Jahudi itu dipandang cerdas, bahkan sangat cerdas, maka isu tersebut hanya hilang begitu saja tak berbekas. Jika menganggap Jahudi itu sangat cerdas, maka tentulah orang Jahudi tidak akan membiarkan info dan data seperti yang dipaparkan di dalam tulisan tersebut. Kemudian, jangan dikira hanya Orang Toba yang mengaku-ngaku Israel yang hilang, tetapi di Indonesia ini orang Maluku dan orang Alor juga mengklaim seperti itu. Komunitas-komunitas Jahudi juga ada berusaha mencari Israel yang hilang dengan membuka banyak website, sehingga informasi tentulah banyak mereka peroleh.
          HUGO (Human Genome Organization) merupakan organisasi dunia yang memiliki bank data DNA manusia di dunia ini. Negara-negara di dunia memiliki lembaga biologi molekuler yang meneliti dan mengumpulkan DNA dari suku-suku di negaranya yang kemudian bergabung di dalam HUGO tadi. Di Indonesia, lembaga yang bertugas untuk meneliti DNA Orang Indonesia adalah Lembaga Biologi Molekuler Eijkman yang dipimpin oleh Prof. Dr. Sangkot Marzuki. HUGO memiliki bank data DNA manusia dari negara-negara anggotanya dan kemudian memetakan DNA tersebut, sehingga terbentuklah DNA Family Tree yang disusun mirip tarombo (silsilah). DNA Orang Toba sudah ada masuk di bank bank data DNA tersebut, karena DNA Orang Toba sudah diteliti di samping DNA Orang Karo. Sedang DNA Orang Mandailing, Orang Pakpak, dan Orang Simalungun belum masuk di bank data DNA tersebut, karena DNA ketiganya belum diteliti oleh Lembaga Eijkman tadi. Hanya DNA dari kelompok suku yang belum masuk ke bank data tersebut yang masih harus dicari data DNA-nya, terutama suku-suku terasing atau kelompok kecil yang masih belum sempat diteliti. Masing-masing rumpun disebut Haplogroup dan Orang Toba masuk ke dalam Haplogroup O, yang mana Orang Toba merupakan penutur bahasa Austronesia.
          Untuk melihat Family Tree dari DNA di dunia hingga sampai pada Haplogroup O, yang merupakan DNA Orang Toba sebagai berikut:

Y-Chromosome berawal dari seorang laki-laki yang disebut Y-Chromosome Adam. Haplogroup O, sebagai DNA Orang Toba, menempati urutan yang sudah demikian panjang dari Y-Chromosome Adam. Dengan demikian, Orang Toba jelas data DNAnya di bank data HUGO, sehingga semua pihak dapat melihat dan menelitinya lebih dalam lagi. Oleh karena itu, apabila Orang Jahudi merasa ada kedekatan dengan Orang Toba, maka pastilah mereka akan menelitinya lebih dalam lagi tanpa jauh-jauh datang lagi, karena datanya sudah tersedia. Kita tahu bahwa Orang Jahudi sangat cerdas dan mereka memang sedang mencari 10 suku Israel yang hilang itu.
          DNA Orang Jahudi jelas juga bagi dunia ini dan banyak dipublisir, sehingga setiap orang dapat melihat dan dapat membandingkannya dengan DNA-nya sendiri. Adapun DNA Orang Jahudi dapat dilihat salah satunya di “Genetics studies of Jewish origins”, dalam Wikipedia. Kemudian ada lagi “Jews with Haplogroup G”, dalam Wikipedia. Grafik DNA Orang Jahudi dapat dilihat dalam “Jewish DNA Project – Y-DNA Classic Chart” (www.familytreedna.com). Setelah melihatnya, maka jelas terlihat bahwa DNA Orang Jahudi tidak ada memiliki Haplogroup O, maka sekilas lintas saja telah diketahui bahwa DNA Orang Toba dengan Haplogroup O tidak ada hubungannya dengan DNA Jahudi tersebut. Untuk itu penulis sarankan juga membaca tulisan Ellen Levy-Coffman berikut berjudul: “A MOSAIC OF PEOPLE:  THE JEWISH STORY AND A REASSESSMENT OF THE DNA EVIDENCE” (http://www.jogg.info/11/coffman.htm). Masih ada lagi hasil riset terhadap Israel dalam diaspora yang dilakukan oleh Theodore G. Schurr, Ph.D., University of Pennsylvania Department of Anthropology, berjudul: ”What DNA Research Tells Us About The Jewish Diaspora” (http://www.jgsgp.org/Documents/Dr%20Schurr-DNA-%2012-04-2011.pdf). Ini merupakan dua contoh saja hasil penelitian DNA Israel meskipun masih banyak yang lainnya, tetapi sudah membuktikan tidak ada kesamaan dengan DNA Orang Toba, sehingga tidak ada hubungan Orang Israel dengan Orang Toba.


              Orang Israel bukan tidak tahu keberadaan Orang Toba. Mereka tahu baik melalui bank data DNA maupun melalui sumber informasi lainnya apalagi dunia tahu bagaimana hebatnya mereka mencari data dan informasi. Kemudian ada Orang Toba sudah memberitahukan data sukunya di website mereka seperti:http://www.israelnationalnews.com/News/News.aspx/185259#.Vc9s4bKqqko. Bahkan ada Orang Toba yang mengaku dirinya Israel yang hilang di website Israel begini: “We Tribe "BATAK TOBA" in Indonesia was longing to return to our ancestral lands of Judea, we believe that if the tribe "BATAK TOBA" in Indonesia, is one of the 10 lost tribes of Israel. Tribe "BATAK TOBA" Having the same cultural tribe "Bani Manasseh" in the northeast of India, which is already recognized Israel as one of the 10 lost tribes, and go back to Israel, Batak have a culture that is rooted in Israel. "SHALOOM ISRAEL" di http://www.israelnationalnews.com/News/News.aspx/185259#.Vc9wbLKqqko. Selanjutnya dapat ditemukan lagi pembicaraan lainnya tentang disebut-sebutnya Israel yang hilang di:http://claudemariottini.com/2005/09/19/found-a-lost-tribe-of-israel/. Jadi, jangan dikatakan Israel tidak tahu akan keberadaan Orang Toba di Sumatera Utara, Indonesia ini. Mereka tentunya melakukan test DNA dulu untuk memastikan apakah benar Orang Toba itu keturunan suku Israel yang hilang. 
 
        Akhirnya, adanya kesamaan-kesamaan budaya seperti yang dikemukakan dalam tulisan tentang Orang Toba adalah bangsa Israel yang hilang bukan berarti memiliki hubungan genealogis, tetapi oleh karena persinggungan kebudayaan. Orang Jahudi selalu mencari bangsa Israel yang hilang itu dan mereka ada menemukannya di beberapa tempat seperti: di China, Afrika, Siberia, dan Mizoram setelah dilakukan test DNA untuk memastikannya. Mereka ini bukan suku yang mudah dikenali, karena mereka berada bersama suku-suku lainnya di tempat-tempat tersebut sementara Orang Toba jelas dan besar populasinya, sehingga mudah diketahui informasinya. Apalagi DNA Orang Toba sudah ada di bank data DNA yang dikumpulkan oleh HUGO, sehingga kalau memang Orang Toba adalah Israel yang hilang, maka Orang Jahudi sudah cepat menghubungi Orang Toba dan memanggilnya kembali ke Tanah Israel. Mereka aktif sekali mencari suku bangsa Israel yang hilang itu, tetapi tidak ada pernyataan mereka sampai sekarang kepada Orang Toba. Akan tetapi, oleh karena  tidak ada kedekatan anatara DNA Israel dengan DNA Orang Toba, sehingga tidak ada hubungan Orang Israel dengan Orang Toba. Mungkin masih ada Orang Toba yang merasa penasaran soal DNA ini, maka boleh mencoba test DNA ke sebuah lembaga terpercaya di Amerika Serikat yaitu www.23andme.com dengan membayar tarif sebesar $ 99 per-orang, sehingga test DNA ini akan mengungkap leluhur anda siapa dan darimana hingga jelas. Sungguh, Orang Toba bukanlah keturunan Israel yang hilang. ***



Tuesday, August 11, 2015

John Sung - Rasul Allah di Timur Jauh


John Sung Rasul Allah di Timur Jauh 

Umat Kristen di Indonesia, terutama dari kalangan keturunan Chinese pasti ingat pada suatu era sekitar tahun 1935-1940-an. Pada saat itu, kehidupan keKristenan sedang hangat membara, dan salah satu hal yang membakar kehidupan rohani Kristen peranakan China Indonesia saat itu adalah api kebangunan rohani yang dinyalakan oleh John Sung yang sangat fenomenal itu.

Hamba Tuhan yang satu ini berpenampilan unik. Ia kurus kecil. Rambutnya pendek dan selalu terurai di dahi. Mukanya pucat dan selalu menunduk. Ia selalu berpakaian kemeja putih sederhana model Tiongkok kuno. Ia tidak suka tersenyum sana-sini atau berbasa-basi. Sifat pemalunya sering membuat ia ketus dan menyendiri.

John Sung, seorang China yang mengenyam beberapa pendidikan tinggi di Amerika Serikat dipakai Tuhan untuk menghidupkan api kebangunan rohani di China,saat itu China sedang mengalami pembaruan revolusioner yang mengagumkan. Sesudah memulai penginjilan dan kebangunan rohani di China, ia lalu mulai bergerak ke negeri sekitarnya termasuk asia tenggara.

John Sung pada tahun 1939 datang ke Indonesia untuk berkhotbah. Jakarta, Bandung, Cirebon,Madiun, Solo, Surabaya, dan Makasar menjadi tempat diadakannya kampanye penginjilan John Sung. Sebelumnya, ia telah mengadakan kampanye penginjilan di Thailand, Philipina,Taiwan, Malaysia, Singapura. Di berbagai tempat yang dikunjungi ini, kuasa Allah dinyatakan, ribuan jiwa baru bertobat dan umat Kristen setempat merasakan pergerakan rohani yang luar biasa.

Di Indonesia, John Sung sangat besar pengaruhnya bagi bermunculannya gereja baru sebagai tindak lanjut dari kotbah penginjilan yang dilakukannya. Ev.Agnes Maria Layantara pernah mengisahkan betapa hebatnya pengaruh kebangunan rohani yang dipimpin John Sung ini di Cirebon. Pada saat itu banyak orang China di Indonesia, baik suku Hokkian,Khe,Theo Chew, HinHwa/HakYin ataupun suku lain yang bertobat dan kemudian membuka cell group yang kemudian berkembang menjadi gereja. Ibu Mia Sigar (Maria Josephine Yacob) dari Makasar yang kemudian menjadi staf penerjemah Lembaga Alkitab Indonesia, juga merasakan pengaruh kebaktian kebangunan rohani oleh John Sung ini, ketika itu ibu Mia masih sebagai gadis kecil di kota Makasar.

Sedikit tentang John Sung
Sebagai utusan pembaharu, John Sung bekerja sebagai penginjil kerasulan sejati, dengan banyak tanda ajaib yang tak terhitung selama pelayanannya. Tidak seperti beberapa tokoh gereja modern lainnya yang pernah kita pelajari, John Sung melambangkan perpaduan Kemurnian Perjanjian Baru dan kekuatan Perjanjian Baru. Kehidupan pribadi dan pelayanannya sangat dikuasai oleh pengurapan nubuatan yang sejati. Dia adalah wujud dari semangat membara, nafsu yang tak mudah puas dan ketidaktakutan yang tak lenyap. Beberapa menjulukinya sebagai "John Wesley dari China," sementara lainnya memanggilnya "Si penghancur Es" atau "Utusan Pembaharuan" Semua yang pernah menyaksikan ataupun mempelajari pelayanannya, menyadari bahwa dia adalah salah satu revivalis terbesar dalam abad ini. Di tengah rasa kehilangan kita, dia telah dilupakan dan diabaikan oleh kebanyakan gereja barat. Dia adalah nabi yang terlupakan dari pembaruan China 1927-1937.

John Sung dilahirkan pada tanggal 27 September, 1901 di distrik Hinghwa di propinsi Hokkian (Minnan) di China bagian Selatan. Dia adalah putera dari seorang majelis Methodis yang sangat disegani .Pada tahun 1920 John Sung dalam usia sembilan belas tahun menuju Amerika Serikat untuk kuliah di Wesleyan University of Ohio. Dia kemudian pergi belajar di Ohio State University and Union Theological Seminary. Selama lima tahun dan dua bulan dari hari pertama ia memasuki kuliah, dia menekuni tiga jurusan akademik: Sarjana Science, Master of Science dan Doctor of Philosophy, sambil melakukan pekerjaan sambilan. Bagaimanapun juga , semua gelar tinggi ini tidak datang begitu saja dalam hidup rohaninya. Sesudah beberapa tahun di Amerika, di bawah ajaran kokoh filsafat dan theologi liberal, John Sung menyadari dirinya menyimpang dan meragukan semua yang diajarkan ayahnya.

10 February 1927, bersamaan waktunya dengan kebangunan rohani mulai merambah di China, John Sung menyerahkan hidupnya bagi Tuhan Yesus Kristus. Inibaru permulaan dari suiatu pekerjaan yang sangatlah berat. Sesudah penyesalan dosanya dia tiba-tiba dipenuhi suatu sukacita yang sangat dahsyat. Dia mulai berkotbah ke seluruh teman kuliah dan profesornya. Perubahan tajam dari kebiasaan hidup John Sung membuat banyak orang menyangka dia mengalami gangguan kejiwaan. Dia kemudian mendapati dirinya dirawat di satu rumah sakit jiwa atas perintah pimpinan seminarinya. Dia diijinkan untuk membawa hanya Alkitab dan pena dalam rumah sakit itu. Dia kemudian mengakui bahwa rumah sakit jiwa itu adalah seminari theologi yang sebenarnya bagi dia. John Sung dikurung selama 193 hari, setengah tahun lebih. Selama waktu itu ia membaca Alkitab dari awal sampai akhir empat puluh kali. Dia mencurahkan hampir semua waktu untuk membaca Alkitab dan berdoa. Melalui bulan-bulan kesendirian ini, Roh Kudus telah dengan cermat meletakkan dasar bagi pelayanan kenbangunan rohani John Sung. Dia telah dipersiapkan untuk berpartisipasi dalam satu dari beberapa revival terbesar di abad ke duapuluh.

Sesudah mengundurkan diri, John berlayar pada tanggal 4 Oktober 1927 menuju Shanghai. "Dia telah hidup tujuh setengah tahun di Amerika Serikat. Dia kini seorang sarjana terkemuka, dan tak diragukan lagi bahwa banyak Universitas nasional di China akan menyambutnya sebagai pengajar.

. ." Mengabaikan segala tawaran keberhasilan dari prestasi pendidikan yang dapat diraihnya, John Sung memutuskan kembali ke tanah air dan mewartakan Firman pada rakyat negerinya. Dia menyadari bahwa yang dibutuhkan negara China bukan hanya pengajar science tetapi pemberita Injil. Suatu hari ketika kapal itu telah mendekati tujuan, ia mengumpulkan semua ijazahnya, medali dan semua sertifikat dan membuangnya ke samudera. Satu-satunya yang tidak dibuang hanyalah diploma doktornya, yang ia simpan untuk menyenangkan hait ayahnya. Seperti halnya rasul Paulus, John Sung mungkin berkata, "Apa yang tadinya kuanggap berharga, kini kuanggap sampah karena Kristus" (Filipi. 3: 7). Sesudah tiba di China, John Sung segera menikah dan kemudian bergabung dengan Sekolah Alkitab Shanghai. Tidak lama sebelum ia menjadi penginjil di kalangan mahasiswa. Dia menjalin aliansi dengan Andrew dan beberapa alumni lain dari sekolah tinggi itu untuk membentuk "Bethel Evangelistic Band." Allah menggunakan kelompok rasuli ini secara luarbiasa untuk menyebarkan api kebangunan rohani di seluruh negeri China ketika mereka berkeliling memberitakan Firman dan menyanyikan lagu pujian. Ketika John Sung tidak di belakang mimbar, dia seorang pendiam bahkan penurut. Tetapi ketika berkotbah ia adalah seorang pria dengan emosi yang kuat dan meletup. Dia seringkali bolak balik dan melintasi panggung atau kadangkala melompati pagar komuni. Di lain waktu, dia dapat berjalan dan menuruni gang di tengah ruangan gereja untuk menunjuk dengan jarinya pada seseorang dari pengunjung jemaat dan kemudian berlari kembali ke depan altar gereja lalu berdiri di tempat komuni melanjutkan kotbahnya sampai selesai.

Dia selalu menekankan pertobatan dan kebutuhan untuk melengkapi pemulihan semaksimal mungkin. Dia tanpa rasa takut mencela semua dosa dan kemunafikan ketika menemukannya, terutama di kalangan pelayan Tuhan yang kawakan. Begitupun dia juga menggerakkan hadirin dengan pesan dari kelembutan Kristus dan kasih yang tak pernah gagal. Pertemuan Dr. Sung selalu disertai sejumlah besar pertobatan orang berdosa. Ini sangat tidak umum untuk ratusan hadirin untuk terlihat aliran air mata turun dari wajah dan meraung untuk kebajikan. Banyak petobat baru menerobos ke depan untuk secara terbuka mengakui dosa mereka sebelum keseluruhan ibadah ."Dalam kotbahnya, Dr. Sung sering menerima karunia nabi." Dalam beberapa kesempatan ia menunjuk langsung dosa-dosa pastor/rohaniwan yang melakukan dosa lama dengan suatu ketepatan yang mengagumkan dan mencengangkan. Leslie T. Lyall menulis, "Kadangkala ia dapat mengajak seseorang secara individual, seorang pendeta atau pengerja kantor gereja, dan berkata, 'Ada dosa dalam hatimu!' Dan ia selalu benar."

Ketika John Sung tidak sedang berkotbah atau mengorganisir satu kelompok penginjil baru, dia sering ditemukan sedang menulis dalam catatan hariannya atau sedang menambahkan daftar doanya yang semakin hari semakin panjang. Dia dengan cermat berdoa dari satu daftar kebutuhan umat yang ekstensif, yang juga disertai beberapa lusin foto kecil.John Sung adalah seorang pendoa syafaat yang setia dan selalu meminta sebuah gambar kecil dari doa yang diinginkan dalam rangka menolong dia bersyafaat dengan beban yang berat. Dimana saja ia pergi, ia meminta orang -orang untuk berdoa bagi mereka sendiri. "Kenyataan bahwa Gereja China adalah gereja yang berdoa sekarang ini, dapat dikatakan merupakan pengaruh dan teladan dari tokoh ini yang berdoa." Tak ada seorangpun dibolehkan menyela waktu berdoanya. John Sung membuat ini menjadi kebiasaan tetap untuk bangun pagi jam 5 pagi untu bersembahyang selama dua atau tiga jam. "Berdoa dengan John Sung bagaikan suatu pertempuran. Dia berdoa sampai keringat mengucur dari wajahnya." Beberapa kali dia pingsan di atas ranjang dan tanpa kontrol menangis dan meraung dalam doanya. John Sung percaya bahwa berdoa adalah pekerjaan palin penting dari orang percaya. Dia mendefinisikan iman sebagai menyaksikan Allah bekerja di lutut Anda. Mr. Boon Mark menceritakan tentang John Sung, "Dia bicara sedikit, khotbah banyak, dan berdoa paling banyak."

Karena terbukti bahwa John Sung adalah tokoh dengan kuasa besar dalam berdoa, orang sakit dan timpang banyak datang kepadanya untuk didoakan. John Sung selalu mengadakan waktu untuk secara khidmat berdoa untuk kebutuhan mereka. "Dr. Sung biasanya mengadakan satu kampanye dimana ia mengharuskan orang yang membutuhkan pelayanan kesermbuhan dan kelepasan itu untuk bertobat terlebih dahulu." Ratusan orang disembuhkan dari perbagai sakit penyakit. Orang buta dicelikkan; orang lumpuh berjalan, dan tuli bisusecara ajaib disembuhkan ketika John Sung berseru pada Yesus dalam doanya. Sometimes he would personally lay hands on and pray for as many as 500-600 jemaat dalam satu ibadah. Di luar kenyataan bahwa banyak penyembuhan mengagumkan dalam pelayanannya, dia menderita selama bertahun-tahun akibat penyakit tuberculosis usus. Penyakit ini menyerang dia secara konsisten dengan rasa sakit yang luar biasa disertai infeksi darah bernanah pada ususnya. Walaupun demikian ia tetap melanjutkan berkotbah, kadangkala dalam posisi berlutut untuk meredakan nyerinya. Akhirnya setelah bertahun-tahun sakit, dia dipanggil pulang Bapa surgawi pada tanggal 18 Agustus tahun 1944 di usia 43 tahun.

Gereja modern , seperti halnya Israel kuno, sangat tidak nyaman dengan hamba-hamba Tuhan yang prophetik. Di beberapa sudut Gereja hari-hari ini Anda akan menemukan orang-orang yang menggemakan ulang perkataan tidak simpatik raja Ahab - "Jadi engkau, (Elia) pembuat petaka atas Israel?" (I Raja18:17). Biasanya ketika kita merasakan ada hal yang tidak nyaman bagi kita, kita mencoba membubuhi sesuatu untuk membuatnya lebih enak. Karena Umat Kristen saat ini sangat tidak nyaman dengan suara kenabian, kita mencoba untuk meredefinisi ulang peran nabi sebagai satu-satunya yang menguatkan gereja tentang masa yang akan datang. Nabi-nabi tidak ditempatkan di tengah-tengah kita untuk menyanyikan lagu "Nina Bobok", mereka adalah sistem alarm untuk Bait Suci Allah!! Leonard Ravenhill merumuskan peran kenabian begini:"Nabi-nabi adalah pengerja darurat dari Allah untuk saat-saat kritis. Mereka maju pesat dalam atasi kebingungan,mengatasi kemalangan, mengatasi malapetaka, membawa anggur baru untuk Kerajaan Allah dan meledakkan kirbat anggur usang dan memperbaharui lahir baru."

John Sung adalah seorang perintis revival sejati. Beliau memimpin pelipatgandaan ribuan orang China dan Asia Tenggara kepada suatu kekuatan spiritual yang baru. Panggilan dari pembaharuan, adalah panggilan menjadi perintis! Kalau kita serius mengenai revival, kita harus rela pergi ke gereja yang telah di lupakan ini. Karena itu kita harus menghentikan perbantahan dan perselisihan dalam gereja seperti saat ini untuk menyiapkan langkah kita bagi step kita selanjutnya, bagi mimpi dan visi. Kita tidak layak membiarkan kelemahan dan kegagalan mencuri iman dan pengharapan dan kasih kita. Allah tidak memanggil kita untuk bermain dengan kelemahan dan kesia-siaan di sekitar kita. Dia sedang mengundang kita untuk mempercayai kemurnian dan kekuasaan gereja seperti tertulis dalam Perjanjian Baru! masa tujuhpuluh tahun kita telah lewat, inilah saatnya berhenti menghiraukan Sanbalat dan Tobiah untuk giat membangun Rumah Doa Allah (Dan 9:1-3, Ezra 1:1-5).

Sumber pustaka: John Sung by Leslie T. Lyall, The Diaries of John Sung translated by Stephen L. Sheng, The Revival in Indonesia by Kurt Koch, Go Home and Tell by Bertha Smith, The Theology of Revival in the Chinese Christian Church, 1900-1949 by Chun Kwan Lee, Into God's Family by Andrew Gih, Launch out into the Deep by Andrew Gih, Twice Born and Then? by Andrew Gih, The Shantung Revival by Mary K. Crawford, The Awakening: Revival in China 1927-1937 by Marie Monsen


Sumber:
http://www.livingblessing.org/tokoh/john_sung.html






Charles G. Finney

Charles G. Finney

Charles G. Finney adalah tokoh pemimpin kebangunan rohani gelombang kedua di Amerika Serikat sekitar tahun 1800. Lahir di New England pada tahun 1792 dalam keluarga Kristen Presbiterian. Tahun 1818, dia mempelajari hukum di sebuah biro hukum di Adams, New York, dan diterima sebagai pengacara negara. Sambil belajar hukum, selama berada di Adams, Finney juga menghadiri ibadah di Gereja Presbiterian. Khotbah yang disampaikan George W. Gale, pendeta gereja itu, menarik perhatian Finney. Dia juga tertarik mempelajari Alkitab karena menemui banyak acuan ke Alkitab dalam buku-buku hukum yang dia pelajari, ditambah lagi diskusi-diskusi yang sering dia lakukan dengan Pendeta Gale. Hal itu membawa Finney untuk menerima Kristus sebagai Juru Selamatnya pada tahun 1821, setelah sebelumnya mengalami pergumulan rohani yang panjang untuk mengakui bahwa Alkitab adalah benar-benar firman Allah. Finney berkata, "Aku telah dibayar Tuhan Yesus Kristus untuk membela perkara-Nya."

Pendeta Gale diminta oleh Gereja Presbiterian untuk mengawasi Finney dalam mempelajari hal-hal seputar pelayanan gereja/mimbar. Walaupun banyak perbedaan pendapat antara Pendeta Gale dan Finney mengenai beberapa doktrin, akan tetapi Finney banyak belajar dari buku-buku yang ada dalam perpustakaan Pendeta Gale. Finney sempat merasa lebih baik tidak usah berkhotbah daripada dipaksa sependapat dengan beberapa keyakinan doktrin Pendeta Gale yang dia anggap tidak sesuai dengan keyakinannya. Akan tetapi, dia mendapat dorongan dan doa dari seorang penatua gereja yang juga setuju dengan pendapat Finney.
Sebelum pertobatannya, Finney mengalami pengalaman rohani yang luar biasa, yang mengubah pandangannya mengenai pertobatan dan menentukan perjalanan kehidupannya selanjutnya. Finney mengembara dalam hutan-hutan untuk beberapa hari lamanya dan berdoa dengan suara yang sangat keras di sana. Dalam pergumulannya, suatu waktu dia merasa sekujur tubuhnya seperti disengat aliran listrik dan dipenuhi rasa cinta kasih yang luar biasa. Finney mengatakan bahwa ia telah mengalami baptisan Roh Kudus. Pengalaman rohani dan pertobatannya menjadi awal bagi Finney dalam mencurahkan seluruh perhatiannya untuk berkhotbah.
Pada tahun 1824, akhirnya Finney ditahbiskan oleh Gereja Presbiterian di Adams dan diizinkan untuk berkhotbah. Finney berkhotbah dengan lantang dan berbicara kepada para pendengarnya dengan gaya langsung dan sederhana. Dia berusaha menghindari gaya teater di podium, namun ia berupaya mendapatkan perhatian mereka yang mendengar khotbahnya. Menurutnya, umat manusia tidak akan bertindak sebelum mereka tertarik. Ia memberi petunjuk-petunjuk bagi seorang pengkhotbah untuk membawa seseorang kepada pertobatan dalam bukunya yang berjudul "Lecture on Revivals of Religion". Di dalamnya, dia menjelaskan bahwa kebangunan rohani bukanlah mukjizat atau bergantung pada mukjizat dalam hal apa pun, tetapi merupakan hasil tepat guna dari cara-cara yang sudah ada. Finney berpendapat bahwa khotbah harus disampaikan dengan berapi-api, disertai doa-doa yang panjang dan penuh perasaaan. Khotbah juga harus mendorong seseorang untuk mengambil keputusan bertobat atau tidak.
Perry Miller berkata, "Ketika ia membuka mulutnya, ia membidikkan sebuah senjata. Ketika ia berbicara, bombardir dimulai. Lebih dari setengah juta orang telah berubah selama pelayanannya. Ia menyebarkan sebuah kebangunan rohani yang telah mengubah sejarah." Kebangunan rohani pada tahun 1830 di Rochester, New York, yang dipimpinnya, membuatnya dikenal sebagai tokoh kebangunan rohani Amerika. Selama masa kebangunan rohani, tindakan Finney yang paling kontroversial adalah mengizinkan wanita untuk memimpin doa selama pertemuan ibadah, menyerukan nama-nama orang berdosa ketika berkhotbah -- mereka ditempatkan di depan dan duduk di "bangku kerinduan" agar dapat didoakan, mengadakan pertemuan-pertemuan panjang tanpa perencanaan, dan mengajarkan kemungkinan pemberantasan dosa secara pribadi maupun dalam masyarakat. Finney juga termasuk tokoh yang berjuang untuk penghapusan perbudakan, minuman keras, dan pakaian yang berlebih-lebihan di Amerika Serikat. Khotbah-khotbah ini menjadi alasan isu gerakan reformasi sosial pada abad ke-18 di Amerika.
Secara lengkap, berikut beberapa peristiwa penting yang terjadi sepanjang perjalanan hidup Finney, termasuk di dalamnya kiprah dan kehidupan pribadi dan keluarganya.

TahunPeristiwa

1792Charles G. Finney lahir di Warren, Litchfield County,
Connecticut.
1794Hijrah ke Oneida County, New York.
1812Hijrah ke Warren, Connecticut, dan tinggal dengan pamannya.
1814Hijrah ke New Jersey untuk mengajar di sekolah umum.
1818Kembali ke Henderson, Jefferson County, New York, karena
kesehatan ibunya memburuk.
1821Belajar hukum di firma hukum Wright and Wardwell di Adams, New
York.
1821Oktober menerima Kristus dan dibaptis Roh Kudus di Adams,
New York.
182325 Juni mulai belajar teologi di St. Lawrence Presbytery di
Adams, New York. Pada 30 Desember, diizinkan untuk berkhotbah
di St. Lawrence Presbytery di Adams, New York.
1824Pada 17 Maret, diutus sebagai seorang misionaris oleh Female
Missionary Society. Pada 7 Mei, diberhentikan dari Local
Masonic Chapter. Pada hari yang sama, ia ditahbiskan oleh
Oneida Presbytery. Selanjutnya pada 5 Oktober, ia menikah
dengan Lydia Root Andrews, yang lahir pada 8 Maret 1804.
1826Mulai mengadakan kebaktian kebangunan rohani di New York.
1826Pada bulan Januari, ia mengkhotbahkan "Can Two Walk Together
Except They Be Agreed?" di Troy, New York.
1826Pada 8 Juli, khotbah di New Lebanon Convention, New Lebanon,
New York. Mengikuti konferensi tentang New Measures, kebangunan
rohani, dan sebagainya dengan Nettleton, Beecher, dll..
1828Pada 8 Juni, putri pertamanya, Helen Clarissa, lahir.
1828Khotbah kebangunan rohani di Philadelphia dan New York.
1829Kebangunan rohani berlanjut di German Reformed Church,
Philadelphia; dan Lancaster, Pennsylvania.
1830Pada 28 Maret, putra pertamanya, Charles Beman, lahir.
1830Pelayanan kebangunan rohani selama enam bulan di Rochester, New
York.
1831Pertemuan kebangunan rohani di Auburn, Buffalo, dan Boston; ia
mengkhotbahkan "Sinners Bound to Change Their Own Hearts".
1832Pada 7 Maret, putra keduanya, Frederic Norton, lahir.
1832Pada 28 September, ia memulai tugas penggembalaan di Chatham
Street Chapel New York, yang juga dikenal sebagai Second Free
Church.
1833Mulai berkhotbah di New York Oberlin Collegiate Institute yang
dihadiri seratus pelajar.
1834Mengadakan pelayaran untuk misi kesehatan Mediterranean di
Malta. Dalam masa ini, beragam judul khotbah diterbitkan.
1835Dianugerahi posisi sebagai Professor of Theology di Oberlin.
1835Memberi kuliah tentang kebangkitan agama di Chatham Street
Chapel, New York.
1835Pada bulan Desember, buku "Lectures on Revivals of Religion"
diterbitkan di New York.
1836Khotbah-khotbah dengan berbagai judul diterbitkan.
1836Pada 13 maret, mengundurkan diri sebagai pendeta Chatham Street
Chapel, New York.
1836Pada 10 April, pelayanan pertama di Broadway Tabernacle Church
New York.
1836Mulai mengkhotbahkan "Lectures to Professing Christians" setiap
minggu di B.T. New York dan diterbitkan setiap minggu dalam The
New York Evangelist.
1837Pada musim semi, menyimpulkan khotbah-khotbah "Lectures to
Professing Christians".
1837Pada 16 Maret, putri keduanya, Julia, lahir.
1837Pada 16 April, ia mengundurkan diri sebagai pendeta di Broadway
Tabernacle, New York.
1837Tulisan "Lectures to Professing Christians" diterbitkan dalam
bentuk buku di New York.
1840Tulisan bertema, "Skeletons of a Course of Theological
Lectures", diterbitkan di Oberlin.
1840Tulisan "Views of Sanctification" diterbitkan di Oberlin.
1841Putri ketiganya, Sarah, lahir.
1842Khotbah di Revivals Rochester, New York; di Marlborough Chapel,
Boston.
1842Pada 26 Juni, Sylvester Finney meninggal.
1843Pada 9 Maret, Sarah, putrinya, meninggal.
1843Pada bulan Desember berkhotbah di Marlborough Chapel, Boston.
1844Selama bulan Maret, berkhotbah di Marlborough Chapel, Boston.
1844Putri keempatnya, Delia, lahir (meninggal pada 1 September
1852).
1844Pelayanan pertama sebagai pendeta di First Congregational
Church of Christ, Oberlin.
1846Pengajaran "Systematic Theology (vol. 2)" ditulis dan
diterbitkan di Oberlin.
1847Pengajaran "Systematic Theology (vol. 3)" ditulis dan
diterbitkan di Oberlin.
1847Pada 17 Desember, istrinya, Lydia, meninggal.
1848Tulisannya, "Guide to the Savior", diterbitkan.
1848Pada 13 November, menikah dengan Elizabeth Ford Atkinson dari
Rochester, New York.
1849Pada bulan November, mulai berkhotbah di Inggris.
1850Selama tahun ini, ia berkhotbah di Inggris.
1851Sekitar bulan April, ia menyimpulkan khotbah di Inggris,
"Systematic Theology", dalam satu jilid dan diterbitkan di
Inggris.
1851Pada 26 Agustus, dipilih sebagai Presiden Oberlin College,
Oberlin.
1851Pada April 1852, khotbah kebangunan di Broadway Tabernacle, New
York; Hartford, Conn; dan di Brooklyn Plymouth Congregational
Church.
1855Pada musim gugur, mengadakan pertemuan di Rochester, New York.
1859Kembali ke Inggris dan berkhotbah di sana.
1863Pada 27 November, istri keduanya, Elizabeth, meninggal.
1864Menikahi Rebecca Rayl (meninggal pada 12 September 1907).
1865Mengundurkan diri sebagai President of Oberlin College.
1869Tulisan "The Character, Claims and Practical Workings of
Freemasonry" diterbitkan.
1871Pembicara pada National Congregational Council Oberlin.
1872Pensiun sebagai pendeta di First Congregational Church,
Oberlin.
1874Pembicara pada National Congregational Council, Oberlin.
1875Terakhir mengajar kelas Teologi Pastoral di Oberlin.
1875Charles G. Finney meninggal di Oberlin.
Banyak hal yang sangat berpengaruh dalam pelayanan dan pembaharuan yang dilakukan Finney. Ia menolak segala sesuatu yang tidak alkitabiah atau tidak langsung bersumber dari Alkitab. Ia juga mengakui kehendak bebas manusia. Pengajaran-pengajarannya mendorong pertobatan. Ia bukan saja sebagai pengkhotbah rohani, tetapi juga sebagai tokoh pembaharu sosial. Finney sangat menekankan kesempurnaan kehidupan Kristen. Kesucian harus nampak dalam kehidupan setiap orang Kristen yang bertobat. Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang harus mengejar kehidupan yang suci.
Dirangkum dari:
Curtis, Kenneth, A., J. Stephen Lang dan Randy Petersen. 2001."100 Peristiwa Penting dalam Sejarah Kristen". Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hal. 125-126.
Lawson, Gilchrist, J. "Charles G. Finney: A Brief Biography". Dalam http://www.gospeltruth.net/
Rogers, Jay. "Charles G. Finney". Dalam http://forerunner.com/
Wellem, F.D.. 1999. "Riwayat Hidup Singkat Tokoh-Tokoh dalam Sejarah Gereja". Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hal. 108-109.
__________. "Chronology of Events in the Life of Charles G. Finney". Dalam http://www.gospeltruth.net/

Dirangkum oleh: Riwon Alfrey
Sumber: Bio-Kristi 20
http://biokristi.sabda.org/charles_g_finney_pembaharu_rohani_dan_sosial



Smith Wigglesworth Biografi

Smith Wigglesworth Biografi

“The Apostle of Faith”*

Aku melihat bahwa Allah ingin kita begitu buruk bahwa Dia telah membuat kondisi yang sederhana seperti Dia mungkin bisa-"Hanya Percaya." 

Hal ini dikatakan bahwa tidak ada yang signifikan bapa lebih dari Gerakan Pentakosta dari Smith Wigglesworth. Meskipun ia bukan katalis untuk kebangkitan terobosan seperti yang di Wales dipimpin oleh Evan Roberts pada tahun 1904 atau dari Azusa Street Mission pada tahun 1906 yang dipimpin oleh William Seymour, itu yang mantap iman Wigglesworth Smith dan daya tahan yang membuat Pentakosta kebangkitan gerakan paling signifikan Kristen abad kedua puluh. Di mana Pentakosta menteri lainnya akan muncul semalam dan kemudian menghilang dari tempat umum hampir sama cepat, Smith Wigglesworth luas dari perjalanan setelah kematian istrinya pada tahun 1913 sampai tidak lama sebelum kematiannya pada tahun 1947. Selama dekade pelayanan-Nya iman dan mukjizat mengubah wajah Kekristenan dan set panggung untuk Pembaharuan Karismatik yang akan memulihkan pelayanan Roh Kudus untuk gereja modern. 

Panggilan Awal Untuk Penginjilan 
Smith dilahirkan di sebuah desa kecil di dekat Menston, Yorkshire di Inggris pada tanggal 8 Juni 1859. Smith muda tahun ditandai oleh kelaparan bagi Allah, meskipun orang tuanya tidak Kristen pada saat itu. 
Neneknya adalah waktu Wesleyan tua, dan ia selalu memastikan bahwa Smith menghadiri pertemuan dengan ketika dia bisa. Ketika ia berumur delapan tahun, ia bergabung dengan nyanyian di salah satu pertemuan, dan saat ia mulai, "pengetahuan yang jelas tentang kelahiran baru" datang kepadanya.Dia menyadari pada saat itu hanya apa kematian dan kebangkitan Yesus berarti baginya, dan ia memeluk dengan segenap hatinya. Dari hari itu, ia tidak pernah meragukan bahwa ia diselamatkan. 

Segera ia mulai beroperasi sebagai penulis Injil, yang akan sebagian besar hidup fokusnya. Mengkonversi pertamanya adalah ibunya sendiri. Ketika ayahnya menyadari apa yang terjadi, ia mulai mengambil keluarga ke gereja Episkopal. Meskipun ayahnya tidak pernah dilahirkan kembali, ia menikmati pendeta, yang kebetulan pub sering sama dengan dia, dan tetap menjadi pengunjung setia-gereja melalui kaum muda Smith. Ketika ia berusia tiga belas tahun, keluarganya pindah dari Menston ke Bradford, dimana Smith menjadi sangat terlibat dengan Gereja Methodist Wesley. Meskipun ia tidak bisa membaca, itu adalah saat ini bahwa Smith memulai kebiasaan selalu memiliki salinan Perjanjian Baru dengan mana pun ia pergi. Kemudian pada tahun 1875 ketika Smith adalah sekitar enam belas, Bala Keselamatan membuka misi di Bradford, dan Smith menemukan sekutu kuat dalam keinginan untuk melihat orang-orang datang kepada suatu pengetahuan yang menyelamatkan Yesus Kristus. Dalam rapat ia menghadiri dengan Salvationists, ia segera tahu ada kekuatan besar di balik doa dan puasa. Pada tujuh belas tahun, Smith bertemu seorang pria Ilahi di pabrik yang membawanya sebagai magang dan mengajarkan kepadanya perdagangan pipa. Dia juga mengatakan Smith tentang apa yang diajarkan Alkitab tentang baptisan air, dan segera setelah itu Smith senang hati dipatuhi dan dibaptiskan di dalam air. Selama waktu ini, ia juga belajar lebih banyak tentang kedatangan Kristus yang kedua dan sangat percaya bahwa Yesus akan datang pada pergantian abad ini. Hal ini membuatnya semakin waspada untuk "mengubah arah" setiap orang yang ia temui. 

Nikmat Allah 
Pada 1877 pada usia hampir delapan belas tahun, Smith memutuskan sudah waktunya untuk berangkat sendiri. Ia pergi ke rumah tukang ledeng dan meminta pekerjaan. Ketika tukang ledeng mengatakan dia tidak memerlukan bantuan, Smith berterima kasih padanya, meminta maaf karena menggunakan waktu, dan berbalik pergi. Segera, orang itu memanggilnya kembali. Immediately, the man called him back. Dia berkata, "Ada sesuatu tentang Anda yang berbeda.Aku tak bisa membiarkan Anda pergi itu. "† Pada, pria mempekerjakannya di tempat. 
Pada saat Smith tentang dua puluh, pria ia bekerja karena tidak bisa membuatnya sibuk lagi-dia hanya bekerja terlalu efisien! Jadi Smith pindah ke Liverpool untuk mencari pekerjaan lebih. Di sana ia mulai melayani anak-anak kota dan. Compang-camping anak-anak lapar datang ke dermaga gudang, di mana ia mewartakan Injil kepada mereka dan melakukan yang terbaik untuk memberi makan dan pakaian mereka dari apa yang dibuat sebagai tukang ledeng di daerah itu. Dia juga mengunjungi rumah sakit dan kapal, berdoa dan berpuasa sepanjang hari pada hari Minggu, meminta Tuhan untuk bertobat. Akibatnya, ia tidak pernah melihat kurang dari lima puluh orang diselamatkan setiap kali dia layani. Dia juga sering diundang oleh Bala Keselamatan untuk berbicara pada pertemuan mereka, tetapi meskipun ia melihat hasilnya besar, ia tidak pernah fasih. Ia sering menangis dan menangis sebelum orang karena bebannya bagi jiwa, dan inilah kehancuran yang membawa orang untuk altar oleh ratusan. 

Smith Bertemu Polly 
Itu juga sekitar ini waktu itu Smith mengamati dengan penuh minat sebagai muda, sosial wanita makmur maju dalam salah satu pertemuan Bala Keselamatan dan jatuh berlutut. Dia menolak untuk berdoa dengan pekerja sampai pembicara yang dikenal sebagai "Gipsi" Smith datang Tillie dan berdoa dengannya. Ketika mereka dilakukan, wanita muda yang melompat berdiri, melempar sarung tangannya di udara, dan berteriak, "Haleluya ! Hal ini dilakukan! 

Malam berikutnya saat ia memberikan kesaksiannya, Smith merasa seolah-olah miliknya. Seperti Smith kemudian berkata, "Tampaknya inspirasi Allah ada pada-nya dari pertama." ‡ muda perempuan Nama itu Mary Jane Featherstone, tapi semua orang memanggilnya "nya Polly." Dia akhirnya yang diterima komisi yang sebagai perwira yang Salvation Army dari Jendral William Booth.Smith melakukan apa yang ia bisa bekerja di dekatnya, dan di tahun-tahun mendatang asmara mekar di antara mereka. 

Seperti Smith dan Polly semakin dekat, Polly akhirnya menghadapi keputusan sulit memilih untuk melanjutkan dengan baik Bala Keselamatan atau cintanya pada Smith. Meski Smith tidak pernah secara resmi bergabung dengan Bala Keselamatan, ia dianggap sebagai pribadi di kalangan mereka, dan Polly perwira. Ada regulasi yang ketat terhadap petugas dan peringkat yang lebih rendah mempunyai hubungan romantis, sehingga meskipun mereka selalu tetap berteman sejati Salvationists, Polly pensiun dari jajaran mereka dan mengambil karya misi bersama Blue Ribbon Angkatan Darat.Mereka di gereja Methodis nya juga diakui memanggilnya dan memintanya untuk membantu evangelisasi gereja-gereja mereka. Ratusan dikonversi sebagai hasilnya. 

Kemitraan Ilahi 
Polly dari awal Smith kefasihan merindukan tetapi tidak bisa belajar. Ketika pada tahun 1882, Smith kembali ke Bradford, ia dan Polly menikah. Polly berusia dua puluh dua tahun dan Smith adalah dua puluh tiga. Dalam tiga puluh tahun pernikahan mereka, yang Wigglesworths memiliki lima anak: Alice, Seth, Harold, Ernest, dan George. Sebelum setiap anak lahir, Smith dan Polly berdoa atas mereka bahwa mereka akan setia melayani Tuhan sepanjang hidup mereka. 

Smith dan Polly memiliki beban untuk bagian dari Bradford yang tidak ada gereja, sehingga mereka segera membuka Bradford Street Misi dan mulai melayani bersama-sama lakukan. Polly yang paling banyak berbicara, karena dia adalah lebih kuat dan lebih sempurna dari dua sebagai orator , dan Smith mengawasi kebutuhan dari sisa pekerjaan. Sementara ia berkhotbah, ia berdoa di altar lebih untuk datang kepada Kristus. Dari hubungan ini, Smith kemudian berkata, "Karyanya adalah meletakkan bersih; saya adalah tanah ikan. 

Sebuah Musim Dingin Dingin 
Musim dingin tahun 1884 sangat parah di Bradford, dan tukang pipa berada di permintaan tinggi. Akibatnya, waktu kerja intensif mulai untuk Smith yang akan berlangsung selama dua tahun berikutnya, dan ia menjadi benar-benar dikonsumsi menurut pekerjaan yang alami. Kehadiran di gereja-Nya ditolak dan perlahan tapi pasti api itu untuk Allah mulai menjadi dingin. Dalam terang yang meningkat kesetiaan Polly,'s kemunduran Smith tampaknya semua lebih jelas ke titik yang due-nya mulai mengenakan padanya. 
Kemudian suatu malam, ini datang ke kepala ketika ia pulang dari gereja sedikit lebih lambat dari biasanya. Smith dihadapkan dia: "Saya tuan rumah ini, dan saya tidak akan kau pulang terlambat di jam seperti ini menjawab!" Polly tenang, "Aku tahu bahwa Anda adalah suami saya, tetapi Kristus adalah Tuhan saya. "** Saat ini, Smith memaksanya keluar dari pintu belakang, kemudian menutup dan menguncinya. Namun, dengan jengkel, ia lupa untuk mengunci pintu depan, sehingga Polly hanya berjalan di sekitar rumah dan masuk melalui pintu masuk utama, tertawa. Ketika Smith akhirnya melihat apa yang telah dilakukannya, ia menangkap tawa dan menyadari betapa bodohnya ia tadi. Bersama-sama mereka tertawa tentang masalah ini, namun untuk Smith itu juga merupakan wahyu tentang bagaimana dingin ia telah tumbuh dalam hal Allah. Tak lama kemudian, ia menghabiskan sepuluh hari berdoa dan berpuasa dalam pertobatan, dan Allah mulia dikembalikan kepadanya. 

Pada perjalanan ke Leeds untuk persediaan pipa, Smith mendengar sebuah pertemuan di mana penyembuhan ilahi untuk dilayani. Ia belajar dan takjub melihat apa yang dilihatnya. Apa yang orang lain lihat sebagai fanatisme, Smith diakui sebagai tulus dan Allah. Setelah kembali ke Bradford, ia akan mencari yang sakit dan membayar untuk cara mereka untuk menghadiri pertemuan Leeds penyembuhan. Ketika istrinya sakit sekali tumbuh, dia menceritakan tentang pertemuan, agak takut bahwa ia akan berpikir ia akhirnya pergi berakhir dalam. Sebaliknya, dia menerima dan setuju untuk pergi ke pertemuan dengannya. Ketika doa iman adalah ditawarkan untuk di Leeds, ia menerima manifestasi instan penyembuhan. 

Mereka berdua menjadi bergairah tentang pesan penyembuhan ilahi dan pertemuan mereka mulai tumbuh, membuat mereka memerlukan ruang misi yang lebih besar. Tak lama kemudian mereka memperoleh bangunan di Bowland Street dan membuka Bowland Street Misi. Di seberang dinding di belakang mimbar mereka tergantung sebuah gulungan besar yang berbunyi: "Akulah Tuhan Itu tahun Healeth Engkau." † † Tidak banyak setelah ini, pada tahun-tahun pertama 1900-an, Smith menerima doa untuk penyembuhan wasir kondisi dia berjuang sejak kecil. Dia segera sembuh dan tidak pernah punya masalah dengan kondisi ini selama sisa hidupnya. 

Merangkul Penyembuhan 
Selama tahun-tahun berikutnya, penyembuhan yang tersedia melalui Allah semakin menjadi bagian dari yang khotbah Smith dan pelayanan, meskipun tidak sering penyembuhan ataupun benar-benar spektakuler pada awalnya. Kemudian mereka yang berada di Leeds Penyembuhan Home diakui's iman Smith dan memintanya untuk berbicara saat mereka pergi di konvensi. Smith diterima hanya karena dia merasa dia bisa mendapatkan orang lain untuk melakukannya setelah ia memimpin pertemuan itu, tetapi semua yang lain menolak, bersikeras mereka merasa Tuhan ingin dia berbicara. Smith melayani khotbahnya ragu-ragu, tetapi pada penutupan layanan lima belas orang datang ke depan untuk berdoa, dan mereka semua disembuhkan! Salah satu dari mereka sudah tertatih-tatih maju dengan tongkat dan mulai menari di sekitar ruangan tanpa mereka setelah Smith berdoa untuknya. Dia telah langsung sembuh! Tidak ada yang lebih terkejut dengan hasil dari doa-doanya dari Smith sendiri. 

Menginginkan Lebih dari Roh 
Pada tahun 1907, Pentakosta telah mencapai Sunderland, dan Smith mendengar bahwa ada orang-orang dibaptis dalam Roh Kudus dan berbicara dalam bahasa roh lainnya. Smith merasa ia harus melihat hal ini untuk dirinya sendiri. Smith di antara mereka yang percaya bahwa pengudusan dan baptisan dalam Roh Kudus adalah sama, jadi dia merasa dia sudah punya baptisan ini. Lain memperingatkan dia bahwa orang-orang di Sunderland tidak menerima Roh Kudus, tetapi setan sebagai gantinya. Lain teman-teman dengan siapa ia berdoa mendesaknya untuk mengikuti leadings sendiri. 

Ketika ia tiba di pertemuan di Sunderland, yang sedang dipimpin oleh Vikaris Alexander Boddy (yang telah mengikuti beberapa Roberts 'pertemuan Evan di Wales selama Welsh Revival), ia terkejut di kekeringan dalam kontras dengan bergerak dari Roh ia mengalami di tempat lain, terutama di kalangan Salvationists. Bahkan, ia tumbuh begitu frustrasi ini, ia sela pertemuan itu, mengatakan, "Aku datang dari Bradford, dan aku ingin ini pengalaman berbahasa roh seperti yang mereka pada hari Pentakosta.Tapi aku tidak mengerti mengapa pertemuan kita tampaknya akan terbakar, tapi Anda sepertinya tidak begitu bangunan. "‡ ‡ Smith begitu mengganggu bahwa mereka disiplin di luar dari. 

Smith Menerima Baptisan itu 
Dia segera memutuskan ia harus kembali ke Bradford, tapi sebelum melakukannya memutuskan untuk pergi ke Vikar's pulang dan berkata, "Selamat tinggal." Di sana ia bertemu Mrs Boddy dan mengatakan ia kembali ke rumah tanpa berbicara dalam. Dia berkata kepadanya, "Tidak lidah Anda butuhkan, tapi baptisan §. § Smith meminta" nya untuk meletakkan tangan ke atasnya sebelum ia pergi. Dia setuju, berdoa suatu doa sederhana namun kuat, dan berjalan keluar kamar. Saat itulah api jatuh, dan Smith memiliki visi salib yang kosong dengan Yesus ditinggikan di sebelah kanan Bapa. Smith membuka mulut untuk memuji Tuhan dan langsung mulai berbicara dalam bahasa roh. Dia langsung tahu bahwa apa yang ia telah menerima dari Tuhan sekarang jauh lebih lengkap dari apa yang ia terima saat berdoa dan berpuasa dan meminta Allah untuk menguduskan dia. 

Alih-alih pulang, Smith pergi ke gereja di mana Vikar Boddy adalah melakukan pelayanan dan diminta untuk berbicara. Pendeta Boddy setuju. Smith kemudian berbicara karena ia tidak pernah sebelumnya, dan pada akhir khotbahnya "" lima puluh orang dibaptis dalam Roh Kudus dan berbicara dalam bahasa lain.Bahkan koran lokal, harian Sunderland Echo, mengambil cerita dan berjudul rapat dan apa yang telah dialami Smith. 

"Itu Tidak Smith-Ku!" 
Setelah tiba di rumah di Bradford, Smith menemukan tantangan baru dengan apa yang ia alami. Polly bertemu dengannya di pintu dan tegas menyatakan, "Aku ingin kau tahu bahwa saya hanya sebagai dibaptis dalam Roh Kudus sebagai Anda dan saya nggak t berbicara dalam bahasa roh. Minggu, Anda akan berkhotbah untuk diri sendiri, dan aku akan melihat apa yang ada di dalamnya ."*** Ketika Minggu tiba, Polly memang melihat apa yang ada di dalamnya, sebagaimana Smith berkhotbah dengan kekuatan dan jaminan ia tidak pernah mendengar dalam dirinya sebelum . Dia menggeliat-geliat di kursinya berpikir, "Itu bukan saya Smith, Tuhan. Itu bukan saya Smith khotbah! "Pada akhirnya seorang pekerja berdiri untuk mengatakan dia ingin sama Smith pengalaman telah menerima, dan ketika ia duduk kembali, ia merindukan kursinya dan jatuh ke lantai! 

Smith anak tertua memiliki pengalaman yang sama. Dalam sangat singkat, sementara ada sebelas orang di lantai, tertawa dalam Roh. Kemudian seluruh jemaat diserap dalam tawa suci, seperti Tuhan menuangkan bahkan lebih dari Roh-Nya ke atas mereka. Pada minggu-minggu mendatang, ratusan di Bradford akan menerima baptisan dalam Roh Kudus dan berbicara dengan lidah lain-salah satunya Polly. Pasangan itu segera mulai berkeliling di seluruh negeri, menjawab panggilan untuk berbicara dan menteri. 

Pengalaman ini juga menyebabkan Smith untuk mengejar Tuhan lebih daripada sebelumnya melalui doa dan puasa. Dia menjawab setiap permintaan dia bisa dari mereka meminta penyembuhan ilahi. Kadang-kadang ia naik kereta api ke kota terdekat dan kemudian meminjam sepeda untuk naik sepuluh mil lagi untuk mencapai orang tersebut. Segera ia tidak punya waktu lebih banyak untuk pekerjaan saluran air, jadi ia bersumpah di hadapan Tuhan bahwa jika ia pernah membutuhkan parah lagi dalam hidupnya, ia akan kembali ke pipa ledeng, jika tidak, dia akan berfungsi sebagai menteri untuk sisa hari-harinya . Tuhan memastikan Smith tidak pernah kembali ke pipa. 

Tidak lama setelah ini, sementara menunggu di stasiun kereta api berangkat ke Skotlandia, Smith menerima kabar bahwa istri tercintanya, Polly, telah runtuh di Bowland Street Misi dari serangan jantung. Dia bergegas ke samping tempat tidur hanya untuk menemukan jiwanya sudah berangkat. Tapi ditegur kematian Smith, dan dia kembali. Smith hanya punya waktu singkat untuk mengunjungi dengan istrinya lagi, dan kemudian dia terkesan bahwa sudah waktunya baginya untuk pulang ke rumah untuk menemaninya Tuhan dan Juruselamat, maka ia dibebaskan lagi . Polly wafat pada tanggal 1 Januari 1913 dan seakan dedikasi dan kekuatan spiritual pergi bersama suaminya setelah itu dan dikalikan efek dari pelayanannya. 

Segera, Smith mulai melayani lagi di seluruh negeri, bepergian dengan putrinya, Alice, dan suaminya, James "Jimmy" Salter. Smith terus memberitakan sebuah Injil yang sederhana "dan hanya percaya." Dalam waktu lain ketika menteri tampak lemah gagal meskipun kebangkitan besar yang datang melalui pelayanan mereka, Smith segera menjadi terkenal di kalangan Pantekosta karena kekuatan tak terbantahkan dalam pelayanan-Nya dan stabilitas tak kenal kompromi dengan yang dioperasikan. 
keyakinan-Nya tidak akan pernah berubah dalam empat dekade mendatang, dan Smith tetap tumbuh kekuatan bagi Allah dan Pentakostalisme kanan sampai kematiannya pada tahun 1947. 

Dalam bulan-bulan berikutnya lewat Polly, membonceng Smith di Inggris tumbuh, dan pada tahun 1914 ia mulai bepergian ke luar negeri untuk melayani. Pada tahun 1920-an dan 1930-an tidak ada lagi dicari-pembicara setelah dalam Pentakostalisme. Meskipun ia pernah menerima jubah itu, pengakuan-nya sebagai "Rasul Iman" membuat dunia Pantekosta melihat dia sebagai salah satu perusahaan terbesar patriark, meskipun ia belum pernah terlibat dalam salah satu kebangkitan yang dimulai gerakan. Mujizat, penyembuhan, orang mati dibangkitkan, dan tanda-tanda dan keajaiban lainnya mengikuti pelayanannya saat ia melanjutkan di tanpa kompromi dan gaya tumpul bahwa tidak ada yang bisa ditiru. 

Sejujurnya, Smith hanya tampaknya tidak pernah merasa perlu untuk bersikap sopan ketika mengejar keluar sakit, penyakit dan karya lain dari setan. sentimen Nya juga bahwa jika Roh tidak bergerak, maka ia akan pindah Roh. Ini bukan kesombongan, tapi percaya diri dalam pekerjaan Tuhan ingin dilakukan di bumi. Smith akan menciptakan suasana tanpa kompromi iman dalam Firman Allah, dan Roh Kudus tidak akan pernah gagal muncul. 

Pada tahun 1922 Smith pergi ke Selandia Baru dan Australia, antara tempat-tempat lain, dan dalam beberapa bulan melihat ribuan disimpan dan beberapa gereja Pentakostal melahirkan dalam pembaharuan spiritual terbesar kedua bangsa yang pernah dilihat. Pada tahun 1936 ia pergi ke Afrika Selatan dan dikirimkan ke David du Plessis ramalan mendalam kebangkitan mendatang Pembaharuan Karismatik yang bahkan tidak akan mulai sampai setelah kematian Wigglesworth. Pada saat ini Smith berada di tujuh puluhan, dan mungkin terkenal Pantekosta terbanyak di dunia. 

Kemudian pada tanggal 12 Maret 1947, saat menghadiri pemakaman sesama menteri, Smith menunduk di tengah-tengah percakapan dan pulang ke rumah untuk bersama Tuhan tanpa rasa sakit atau perjuangan pada usia 87. Sementara Smith tidak akan membentuk denominasi sendiri atau menulis buku, apalagi sistematis seperangkat doktrin dan teologi, iman yang sederhana masih dampak beriman hari ini. Hubungan-Nya dengan Allah menghasilkan kekuatan yang tidak terlihat di bumi selama berabad-abad. Untuk alasan ini, Allah juga menunjukkan hal-hal yang lain hanya bermimpi melihat. Dia tidak pernah ingin untuk diletakkan di atas alas dan menyembah, tetapi sebagai gantinya, sebuah contoh dari apa yang setiap orang Kristen bisa mengalami jika mereka akan "hanya percaya."


Sumber:
http://jesusisthetruelove.blogspot.com/2011/03/smith-wigglesworth-biografi.html