India
Dari Pemenggal Kepala menjadi Propinsi Teladan
Masyarakat Mizoram, atau suku Mizo yang tergolong keturunan Mongol, adalah sebuah masyarakat pertanian yang terdiri dari 750.000 orang. Mizoram terletak di antara Bangladesh, yang beragama Islam di perbatasan barat dan Myanmar yang beragama Budha di perbatasan timur dan selatan, dan negara-negara bagian Assam, Manipur dan Tripuradi perbatasan utaranya.
Sebelum Injil masuk pada akhir abad ke-19, suku-suku lokal percaya kepada roh yang disebut Pathan. Mereka biasa memenggal kepala musuhnya. Namun, hanya dalam empat generasi Mizoram ditransformasikan dari masyarakat pemenggal kepala musuh menjadi masyarakat teladan, bahkan mungkin mereka adalah masyarakat yang paling Kristen di dunia. Di seluruh India, Mizoram adalah satu-satunya negara bagian yang tidak ada anak jalanan, peminta, kelaparan atau orang buta huruf. Kini, gereja nasional Mirozam mencapai hampir 95% dari penduduknya, dan gereja-gereja di sana telah mengutus lebih dari 1000 misionaris ke propinsi-propinsi lain di India dan ke luar negeri. Dana untuk membiayai penginjilan ini dikumpulkan melalui penjualan beras dan kayu api. Setiap kali seorang ibu Mizo menanak nasi, dia meletakkan segenggam beras ke dalam sebuah ‘mangkok misi’. Beras itu di bawa ke gereja lalu dikumpulkan dan di jual. Dana itu di pakai untuk membiayai para misionaris yang diutusnya.
Injil telah masuk Mizoram pada tahun 1894 dengan dua misionaris, William Savage dan J.H. Lorraine. Dalam surat kabar The Telegraph, Calcutta (4 Februari 1994) tertulis: "Pengaruh kekristenan yang terbesar adalah meluasnya pendidikan. Kekristenan telah memberi bahasa tertulis kepada umat beragama dan telah memberi dampak kepada seni lukis, musik, puisi dan tulisan sastra. Seorang misionaris juga menyebabkan dilarangnya perbudakan tradisional. Tidak sulit menarik kesimpulan bahwa kekristenan adalah pelopor modernisasi masyarakat Mizo."
Suatu kesaksian nyata transformasi Mizoram adalah sukacita dan keramahtamahan masyarakat Mizo. Para pengunjung berkata bahwa mereka memiliki "mata yang tertawa dan muka yang tersenyum". Sukacita itu sungguh kelihatan di dalam ibadah mereka. Kemurahan hati dan kesediaan berkorban nyata juga dalam semangat mereka membantu para tetangga yang rumah-rumah bambunya hancur dalam musim hujan monsun setiap tahun.
memiliki reputasi yang baik
rajin dan jujur
bebas korupsi
bukan peminum alkohol
tidak bercacat moral atau seksual
loyal pada hukum negara
bekerja keras demi kebaikan masyarakat
setia dalam gerejanya
Sumber:
http://www.angelfire.com/anime/elishaerick/Kesaksian9.html
No comments:
Post a Comment