Sebelum Meninggal Anak Ini Minta Dimandikan Mama
Selasa,
14 April 2015 20:19
Ist
Ilsutrasi
Laporan wartawan
Bangka Pos Anthoni
BANGKAPOS.COM, BANGKA -- "Mama papa Tuhan Yesus sudah datang. Mama mama aku sudah
mau naik. Tapi pintunya belum di buka. Tolong ma pa buka pintunya. Ma jangan
maksa aku untuk maafin om Nn karena dia telah bikin aku sakit," kenang S
meniru ucapan terakhir putranya FN (14) sebelum tutup usia.
Selain itu mendiang FN
juga minta supaya tubuhnya dimandikan oleh sang mama sebelum ia pergi untuk
selamanya.
Bocah yang mengidap
Tunagrahita itu menghembuskan nafas terakhir setelah mengalami pendarahan pada
bagian anusnya di RSUD Depati Hamzah Pangkalpinang, Selasa (7/4/2015) pekan
lalu. Jenazah FN dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kristen di jalan
Soekarno Hatta.
Sebelumnya Bocah yang
sempat mengenyam pendidikan di Yayasan Pendidikan Anak Cacat (YPAC) itu menjadi
korban sodomi tetangganya berinisial NN. Kasus sodomi itu kemudian dilaporkan
Susilawati ke unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Pangkalpinang
pada awal marer 2014 silam.
S dan suaminya Ew
terlihat tegar ketika bangkapos.commenyambangi kediamannya di kawasan Kecamatan Pangkalbalam,
Selasa (14/4/2015) siang.
Sambil dibayangi binar-binar kesedihan, S
berbagi cerita semasa hidup putra sulungnya hingga tutup usia. FN lahir dan
dibesarkan di Jakarta. Kerasnya kehidupan di ibukota itu membuat Ew memutuskan
untuk kembali ke Pangkalpinang. Baru tiga tahun keluarga kecil itu berdomisili
di Pangkalpinang.
"Baru
tiga tahun ini kami di Bangka. Sebelumnya di Jakarta dan Bekasi. Karena Jakarta
rawan makanya kami balik kesini. Eh ternyata di Bangka sama saja," ujar
Ew.
Sementara
itu S mengaku pendarahan pada anus FN terjadi pasca putra sulungnya itu di
sodomi Nn. Pendarahan biasanya terjadi saat emosional FN meningkat. Kian hari
berat badan bocah periang ini menurun drastis.
Namun
pasangan yang menikah tahun 1997 silam itu terus berusaha agar putra mereka
sembuh dari penyakit yang ia alami. Hampir tiap pekan S mengontrol kesehatan
putranya ke rumah sakit atau puskesmas terdekat. Hemoglobin darah S terus
menurun yang membuatnya harus mentranfusi darah sebanyak lima kantong.
Namun nasib berkata. Meski berbagai upaya telah dilakukan pihak keluarga namun
nyawa samuel tidaak bisa tertolong.
"
Pendarahan itu terjadi sejak kasus itu menimpa anak saya. Kalau emosinya lagi
muncak pasti anusnya berdarah. Badannya pun semakin kurus," ujar wanita
yang akrab di sapa maknyak itu.
Walaupun
berat, namun S dan Ew kini telah mengikhlaskan kepergian anaknya. Baginya
semua ini sudah takdir tuhan. Yang ada di benak pikiran S saat ini anaknya
sudah tenang di surga. Selain itu, Saat ini tersangka Nn pun telah di vonis
enam tahun penjara oleh majelis hakim.
Untuk
mengenang kepergiam Samuel, kemarin keluarga besar menggelar penghiburan dari
gereja kristen perjanjian baru masa depan cerah kota Pangkalpinang.
"Saya tidak menuntut apa-apa. Saya ikhlas anak saya sudah tenang di surga.
Selain itu tersangka pun sudah menjalani hukuman," pungkasnya.
Sumber:
http://bangka.tribunnews.com/2015/04/14/sebelum-meninggal-samuel-minta-dimandikan-mama
No comments:
Post a Comment