Tuesday, August 11, 2015

Prakata: Penglihatan Sadhu Sundar Singh

Prakata: Penglihatan Sadhu Sundar Singh

Sadhu Sundar Singh
Oleh : Right. Rev. H.B. DURRANT (Mantan USKUP LAHORE)

Saya merasa mendapat kehormatan besar untuk kesempatan memenuhi permintaan teman saya, Sadhu Sundar Singh, yaitu menulis prakata yang singkat bagi bukunya "Penglihatan dunia Roh" , karena saya berharap dan percaya bahwa buku kecil ini akan menolong banyak jiwa dalam pergumulan mereka, menemukan Kenyataan-Kebenaran. Saya harap bahwa setiap orang yang membaca buku ini akan mendapat kehormatan yang sama, seperti kami dalam daerah ini, dan banyak orang lain juga di London, untuk mengenal Sadhu secara pribadi. Berita buku ini akan memberi tambahan kekuatan, kesan yang manis dan sehat, serta kesederhanaan yang ditinggalkan dalam pikiran seseorang, setelah berbicara dengan Sadhu.

Tentu saja, saya kira, beberapa orang yang membaca buku ini akan merasa terdorong untuk bertanya, "Apakah sifat sebenarnya dari pengalaman - pengalaman rohani ini ? Apakah misalnya yang dimainkan oleh ingatan bawah sadar ? ( subconscious mind ). Apakah yang terlihat dalam "penglihatan-penglihatan" ini, yang merupakan kenyataan obyektif ?" Saya tidak mempunyai pengetahuan filsafat yang memungkinkakn untuk memberi jawaban bagi pertanyaan - pertanyaan tersebut dan saya tidak yakin benar, bahwa walaupun saya mempunyai pengetahuan itu ; saya tidak yakin hal itu akan berguna dalam persoalan ini.

Rasul Paulus merasa puas untuk memberikan pengalaman - pengalaman rohaninya yang terdalam tanpa penjelasan yang penuh. "Apakah alam tubuh atau luar tubuh, saya tidak dapat mengatakan, Allah yang mengetahuinya" ( II Korintus 12:3)

Pandangan yang paling sederhana menurut pikiran saya, kelihatannya paling benar. Pada suatu hari Minggu saya baca buku ini dalam bentuk naskah di Simla pada musim panas, dan waktu saya coba menganalisa kesan saya, saya merasa sebagai berikut : Saya merasa bagi saya, bahwa tirai yang biasanya menyelubungi dunia yang nyata ini, untuk sementara waktu telah terangkat dan saya diijinkan melalui hamba Kristus yang setia untuk melihat perkara - perkara yang sebenarnya. Saya tidak tahu, tetapi saya harus berpikir bahwa temanku Sadhu sendiri akan lebih suka bahwa "Penglihatan - penglihatan" ini harus "diterangkan" dengan cara yang sangat sederhana. Sewaktu saya merenungkan apa yang saya bada dalam buku kecil ini, suatu bagian dari Alkitab timbul dalam suatu rangkaian kesadaran, masuk ke dalam pikiran saya, seolah - olah mengingatkan suatu segi
pengalaman yang sejajar. 

Dalam segala pendapat yang menimbulkan pertentangan tentang kedatangan Kerajaan Allah, kami mempunyai wewenang Tuhan yang mulia, bahwa itu telah datang dalam satu cara yang khusus. "Ada beberapa orang disini yang tidak akan mengalami kematian sampai mereka melihat Kerajaan Allah datang dengan kuasaNya". Dalam Injil Markus dan Matius kata-kata ini sangat erat hubungannya dengan cerita "Perubahan Bentuk" (Transfigurations) sehingga saya yakin mereka menafsirkan kejadian yang sangat berkesan ini dalam hidup ketiga murid yang terpilih (salah satu seolah-olah menjadi pendukung Injil Markus), sebagai Kerajaan Tuhan yang datang dengan kuasa. Ini merupakan sifat yang membuka selubung yang menutupi dunia ini dapat dilihat dan didengar oleh mata dan telinga manusia biasa dan dalam kemuliaan Yesus yang sebenarnya, bersinar melalui tirai tubuh manusia.

Apakah tidak mungkin, banwa pengalaman semacam ini kadang - kadang masih diberikan kepada hambaNya ? Secara pribadi saya percaya bahwa pengalaman-pengalaman Sadhu tersebut, dalam penglihatan - penglihatan ini adalah semacam ini : bahwa untuk dia dan hamba-hamba Tuhan yang lain, tirai yang menutupi Kebenaran itu telah terangkat, sehingga ia melihat Tuhan kita sebagaimana Dia ada, juga dunia itu.

Berita - berita yang datang sebagai akibat pengalaman-pengalaman demikian harus dihormati, tetapi mereka harus juga diuji dengan wahyu Allah di dalam Yesus Kristus. Saya telah coba menguji berita - berita tersebut sebaik-baikya dan saya dapatkan mereka, sesuai dengan wahyu utama dari sifat-sifat Allah yang kita peroleh dalam hidup dan ajaran Tuhan kita.

Karena itu saya berterima kasih dan menerimanya sebagai bukti, bahwa Allah masih berbicara kepada umatNya, dan saya berdoa agar buku kecil ini akan membuka banyak mata, akan "dunia yang nyata" ( real ) yang mengelilingi kita, untuk mana kita sering buta, karena "lebih dekatlah Ia daripada nafas dan lebih lebih dekat daripada tangan dan kaki." S I M L A , 6 Agustus 1926.


Sumber:
http://mdc-semarang.blogspot.com/2012/04/prakata-penglihatan-sadhu-sundar-singh.html





No comments:

Post a Comment