Tuesday, August 11, 2015

PENGLIHATAN ROHANI

PENGLIHATAN ROHANI

PENDAHULUAN
Saya yakin bahwa buku ini akan menghibur dan menguatkan setiap pembaca yang membuka bagi Roh Allah. Saya tidak heran, kalau saudara merasa keindahan surgawi waktu membacanya. Saya telah membaca buku ini hampir dua puluh kali (Alkitab lebih dari 35 kali), tetapi setiap kali waktu membacanya, saya diberi suatu semangat dan dorongan untuk hidup suci. Saya yakin bahwa setiap orang yang percaya akan hidup sesudah kematian, akan membaca buku ini berulang kali, khususnya apabila dalam keadaan susah atau percobaan atau waktu puasa.
Buku ini yang sangat menghibur saya waktu adik dan ibu saya meninggal dan menolong saya untuk bersuka – cita. Saya yakin, saudara pembaca akan rindu dan ingin masuk ke dalam dunia roh itu sesudah membaca buku ini.
Selamat menikmati surga melalui buku kecil ini.
a/n YAPISIA
Gilbert. S.
P R A K A T A
Oleh: Right. Rev. H. B. DURRANT (Mantan USKUP LAHORE)
Saya merasa mendapat kehormatan besar untuk kesempatan memenuhi permintaan teman saya, Sadhu Sundar Singh, yaitu menulis prakata yang singkat bagi bukunya “Penglihatan dunia Roh”, karena saya berharap dan percaya bahwa buku kecil ini akan menolong banyak jiwa dalam pergumulan mereka, menemukan Kenyataan dan Kebenaran. Saya harap bahwa setiap orang yang membaca buku ini akan mendapat kehormatan yang sama, seperti kami dalam daerah ini, dan banyak orang lain juga di London, untuk mengenal Sadhu secara pribadi. Berita buku ini akan memberi tambahan kekuatan, kesan yang manis dan sehat, serta kesederhanaan yang ditinggalkan dalam pikiran seseorang, setelah berbicara dengan Sadhu.
Tentu saja, saya kira, beberapa orang yang membaca buku ini akan merasa terdorong untuk bertanya, “Apakah sifat sebenarnya dari pengalaman-pengalaman rohani ini? Apakah misalnya yang dimainkan oleh ingatan bawah sadar? (subconscious mind). Apakah yang terlihat dalam “penglihatan-penglihatan” ini, yang merupakan kenyataan obyektif?”
Saya tidak mempunyai pengetahuan filsafat yang memungkinkan untuk memberi jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan tersebut dan saya tidak yakin benar, bahwa walaupun saya mempunyai pengetahuan itu; saya tidak yakin hal itu akan berguna dalam persoalan ini.
Rasul Paulus merasa puas untuk memberikan pengalaman-pengalaman rohaninya yang terdalam tanpa penjelasan yang penuh. “Apakah alam tubuh atau luar tubuh, saya tidak dapat mengatakan, Allah yang mengetahuinya” ( II Korintus 12:3)
Pandangan yang paling sederhana menurut pikiran saya, kelihatannya paling benar. Pada suatu hari Minggu saya baca buku ini dalam bentuk naskah di Simla pada musim panas, dan waktu saya coba menganalisa kesan saya, saya merasa sebagai berikut: Saya merasa bagi saya, bahwa tirai yang biasanya menyelubungi dunia yang nyata ini, untuk sementara waktu telah terangkat dan saya diijinkan melalui hamba Kristus yang setia untuk melihat perkara-perkara yang sebenarnya. Saya tidak tahu, tetapi saya harus berpikir bahwa temanku Sadhu sendiri akan lebih suka bahwa “Penglihatan-penglihatan” ini harus “diterangkan” dengan cara yang sangat sederhana. Sewaktu saya merenungkan apa yang saya baca dalam buku kecil ini, suatu bagian dari Alkitab timbul dalam suatu rangkaian kesadaran, masuk ke dalam pikiran saya, seolah-olah mengingatkan suatu segi pengalaman yang sejajar.
Dalam segala pendapat yang menimbulkan pertentangan tentang kedatangan Kerajaan Allah, kami mempunyai wewenang Tuhan yang mulia, bahwa itu telah datang dalam satu cara yang khusus. “Ada beberapa orang disini yang tidak akan mengalami kematian sampai mereka melihat Kerajaan Allah datang dengan kuasaNya”. Dalam Injil Markus dan Matius kata-kata ini sangat erat hubungannya dengan cerita “Perubahan Bentuk” (Transfigurations) sehingga saya yakin mereka menafsirkan kejadian yang sangat berkesan ini dalam hidup ketiga murid yang terpilih (salah satu seolah-olah menjadi pendukung Injil Markus), sebagai Kerajaan Tuhan yang datang dengan kuasa. Ini merupakan sifat yang membuka selubung yang menutupi dunia ini dapat dilihat dan didengar oleh mata dan telinga manusia biasa dan dalam kemuliaan Yesus yang sebenarnya, bersinar melalui tirai tubuh manusia.
Apakah tidak mungkin, banwa pengalaman semacam ini kadang-kadang masih diberikan kepada hambaNya? Secara pribadi saya percaya bahwa pengalaman-pengalaman Sadhu tersebut, dalam penglihatan-penglihatan ini adalah semacam ini: bahwa untuk dia dan hamba-hamba Tuhan yang lain, tirai yang menutupi Kebenaran itu telah terangkat, sehingga ia melihat Tuhan kita sebagaimana Dia ada, juga dunia itu.
Berita-berita yang datang sebagai akibat pengalaman-pengalaman demikian harus dihormati, tetapi mereka harus juga diuji dengan wahyu Allah di dalam Yesus Kristus. Saya telah coba menguji berita-berita tersebut sebaik-baikya dan saya dapatkan mereka, sesuai dengan wahyu utama dari sifat-sifat Allah yang kita peroleh dalam hidup dan ajaran Tuhan kita.
Karena itu saya berterima kasih dan menerimanya sebagai bukti, bahwa Allah masih berbicara kepada umatNya, dan saya berdoa agar buku kecil ini akan membuka banyak mata, akan “dunia yang nyata” (real) yang mengelilingi kita, untuk mana kita sering buta, karena “lebih dekatlah Ia daripada nafas dan lebih lebih dekat daripada tangan dan kaki.”
S I M L A , 6 Agustus 1926.
P E N D A H U L U A N
Oleh: Sundar Singh
Dalam buku ini saya telah coba untuk menulis tentang beberapa penglihatan yang diberikan Tuhan kepada saya. Kalau saya timbang pikiran saya sendiri, saya tidak akan menerbitkan berita-berita penglihatan ini sewaktu saya masih hidup; tetapi pertimbangan-pertimbangan teman-teman sangat saya hargakan dan mereka selalu mendesak bahwa sebagai suatu pertolongan rohani bagi orang lain, penerbitan pelajaran ini tidak boleh ditunda-tunda.
Untuk memenuhi permintaan teman-teman ini, buku ini sekarang telah dipersembahkan untuk umum.
Di Kotgarh, empat belas tahun yang lalu, sedang saya berdoa, mata saya telah dibuka akan penglihatan-penglihatan surgawi. Begitu jelas saya lihat semuanya itu, sehingga saya pikir saya sudah mati, dan jiwa saya sudah masuk ke dalam kemuliaan surga; tetapi melalui tahun- tahun selanjutnya, penglihatan-penglihatan ini terus menerus memperkaya hidup saya. Saya tidak dapat mengundangnya menurut kehendak saya, tetapi biasanya pada waktu saya berdoa atau merenungkanNya, kadang-kadang sebanyak delapan atau sepuluh kali dalam sebulan, mata rohani saya terbuka, melihat kedalam surga dan selama satu atau dua jam saya berjalan dalam kemuliaan surga dengan Kristus Yesus dan bersekutu dengan para malaikat dan roh-roh. Jawaban-jawaban mereka bagi pertanyaan-pertanyaan saya menjadi bahan untuk buku-buku saya yang telah diterbitkan, dan keajaiban persekutuan roh yang tak dapat diterangkan itu, membuat saya rindu akan saat saya masuk ke dalam surga untuk selama- lamanya, rindu kepada kebahagiaan dan persekutuan orang-orang tebusan!
Beberapa orang mungkin berpikir bahwa penglihatan-penglihatan ini adalah semacam spiritisme (ilmu sihir), tetapi saya tekankan bahwa ada satu perbedaan yang sangat penting. Spiritisme memang digolongkan dalam berita-berita dan tanda-tanda roh yang datangnya dari tempat gelap, tetapi biasanya jelas, atau sebenarnya menipu, sehingga mereka menghantar pengikut-pengikutnya menjauhi kebenaran. Di lain pihak, dalam penglihatan-penglihatan ini saya melihat dengan jelas dan nyata, setiap bagian kemuliaan roh dan saya alami persekutuan yang sungguh menghidupkan dengan orang-orang suci, di tengah-tengah lingkungan daerah dunia roh yang indah dan terang, yang tidak dapat dilukiskan dan dilihat oleh mata jasmani. Dari para malaikat dan orang-orang suci itulah saya menerima berita yang tidak kabur, tidak patah-patah atau sukar ditangkap, dan keterangan-keterangan yang jelas dan masuk akal, tetapi tak terlihat, untuk persoalan-persoalan yang menyusahkan saya.
“Persekutuan Orang-orang Suci” ini, merupakan suatu fakta yang begitu jelas nyata dalam pengalaman gereja mula-mula, sehingga kejadian itu dimasukkan ke dalam pokok-pokok penting dalam pengakuan iman mereka, seperti yang dicantumkan dalam “Pengakuan Iman Rasuli”. Suatu kali dalam penglihatan, saya minta orang-orang suci untuk memberikan bukti Alkitab mengenai persekutuan orang-orang suci dan saya diberi tahu bahwa hal itu sudah diberikan dengan jelas dalam Zakharia 3 : 7 – 8, “Yang berdiri disebelah” bukanlah para melaikat atau manusia yang berdarah dan berdaging, tetap orang-orang suci dalam kemuliaan; dan janji Tuhan, apabila Yosua melakukan perintahNya, ia akan diberi jalan masuk, untuk berjalan di tengah-tengah mereka (orang-orang suci), yang siap sedia dan mereka inilah teman-temannya yaitu roh-roh yang disempurnakan, dengan siapa ia dapat bersekutu.
Ada sebutan yang sering diulangi tentang roh, orang-orang suci dan para Malaikat dalam buku ini. Perbedaan yang akan saya terangkan antara mereka adalah bahwa ada roh yang baik dan yang jahat, yang setelah mati, hidup dalam keadaan antara surga dan neraka.
Orang-orang suci adalah mereka yang sudah melewati tempat ini dan masuk ke dalam daerah dunia roh yang lebih tinggi, serta mempunyai tugas khusus yang diberikan kepada mereka. Malaikat adalah khusus diberikan dan diantara mereka termasuk juga orang-orang suci dari dunia lain, seperti juga dari dunia kita, serta hidup bersama-sama sebagai satu keluarga. Mereka saling melayani dengan kasih dan dalam terang kemuliaan Allah, mereka senantiasa bersuka-cita. Dunia roh berarti tempat perantara sementara dalam mana roh-roh manusia masuk sesudah meninggalkan tubuh mereka. Yang dimaksud dengan dunia roh ialah segala mahluk roh yang maju melalui tingkat-tingkat kegelapan jurang maut, masuk kepada tahta Tuhan dalam terang.
Saya ingin mengutarakan rasa terima kasih saya kepada Pdt. T.E. Riddle orang Selandia Baru, dari Misi Presbyterian, Kharar, Punyab yang sudah pergi ke Subathu dan menterjemahkan buku ini dari bahasa Urdu ke dalam bahasa Inggris. Juga kepada Nona E. Sanders dan Coventry yang sudah mengoreksi cetakan percobaan buku ini.
SUBATHU, Juli 1926
KATA PENGANTAR
Oleh: Rt. Rev. A.J. APPASAMY, D. Phil. D.D (Mantan USKUP Kombatur)
Apakah yang terjadi sesudah mati? Kesukaan macam apakah yang dinikmati oleh orang-orang saleh? Macam hukuman apakah yang akan diberikan kepada orang-orang jahat? Bagaimana Allah yang Maha Kasih memenuhi tuntutan-tuntutan kasih dan keadilan dalam menghadapi orang-orang jahat? Apakah hidup singkat di dunia ini menentukan secara lengkap tujuan hidup sesudahnya? Untuk pertanyaan-pertanyaan semacam ini dan juga yang lain mengenai hidup yang akan datang, Sadhu Sundar Singh berusaha menjawab dalam bukunya “Penglihatan-penglihatan perihal dunia roh”.
Setiap kali apabila Sundar Singh bingung tentang apapun, ia menghadap Tuhan dalam doa yang sungguh dan minta penerangan untuk pokok itu, maka ia menerima jawaban yang memuaskan dan menghiburkan. Dalam buku kecil ini, ia berikan kepada kita beberapa pendapat, yang diberikan kepadanya, tentang hidup pada masa yang akan datang. Para pembaca akan menemukan dalam buku saya “Sundar Singh” sebuah biografi, penglihatan lengkap lain yang dilihat Sundar Singh. Bacalah dua pasal dalam bukunya yang berjudul “ORANG YANG HIDUP DALAM SURGA” (Pasal 12) dan “PENGLIHATAN DARI DUNIA ROH” (Pasal 16).
Bagi banyak orang, hidup yang akan datang itu tertutup oleh kabut ketidak-tentuan dan keragu-raguan. Untuk lebih banyak orang lagi, surga adalah tempat yang senang tetapi jauh sekali, sedangkan dunia sekarang ini lebih menarik. Tetapi bagi Sundar Singh surga adalah sesuatu yang nyata dan jelas. Kepercayaannya yang bercahaya kepada Allah yang Maha Kasih, memenuhi pandangannya kepada masa yang akan datang dengan bersinar. Kematian tidak memberikan ketakutan baginya, tetapi merupakan sebuah pintu terbuka untuk masuk ke dalam kehadiran Allah yang terang. Bahkan dalam hidup inipun Sundar Singh mengenal kenyataan dan sukacita persekutuannya dengan Allah. Pikiran tentang masa yang akan datang memberikannya penglihatan-penglihatan tentang suatu keadaan hidup dalam persekutuan dengan Allah yang berlangsung terus menerus, tanpa dihalangi oleh batas keadaan jasmani yang sudah biasa dalam dunia. Membaca buku ini adalah seperti dengan bernafas udara gunung murni yang menyegarkan dan menghidupkan kita dan mengusir cara-cara dunia yang melelahkan.
Tekanan dalam buku ini mengenai kemajuan manusia sesudah mati, memerlukan perhatian yang sangat teliti. Banyak di antara kita dipaksa untuk berpikir bahwa dengan berakhirnya hidup di dunia ini, semua kemajuan hidup akan berakhir juga. Tetapi Sundar Singh meyakinkan kita berulang-ulang, bahwa kemungkinan untuk maju dalam waktu yang akan datang tidaklah terbatas. Penglihatan mengenai perkembangan yang terus menerus ini tidak diselubungi dengan ketakutan akan masuk ke dalam suatu roda hidup dan mati, seperti dalam ajaran Hindu tentang penjelmaan kembali (reinkarnasi), akan tetapi suatu pertumbuhan terus menerus yang dikerjakan oleh keadaan rohani yang suka menolong.
Tekanan pertumbuhan terus menerus ini sangat berarti. Kami kutip kata-katanya akan kemajuan ini. “Ada suatu dunia roh yang menjadi tempat kediaman sementara, sesudah roh-roh itu meninggalkan tubuh mereka di dunia waktu mati. Ini adalah tempat perantara sementara, suatu tempat antara kemuliaan terang surga yang tertinggi, dan kabut kegelapan neraka yang terendah. Didalamnya ada banyak tanah datar dan jiwa itu dihantar ketempat datar sesuai dengan kemajuannya di dunia. Disana, para malaikat yang dikhususkan untuk pekerjaan itu, memberi petunjuk yang ditentukan, yang waktunya dapat lama atau cepat, sebelum ia pergi bergabung dengan masyarakat roh yang baik, dalam terang yang lebih besar, atau roh jahat dalam kegelapan yang lebih besar, yang sesuai dengan sifat pikirannya.
Bagaimana kita tahu bahwa semuanya ini benar? Pertanyaan ini mungkin timbul bagi orang yang suka berpikir. Sundar Singh menjawabnya dengan sebuah perumpamaan yang khas. Dalam khotbah yang disampaikan di Swiss tahun 1922, ia berkata “Apabila anak ayam dalam telur mengatakan bahwa tidak ada apa-apa di luar telur, dan ibunya mengatakan, “Tidak, di dunia luar ada gunung-gunung, bunga-bunga dan langit yang biru, “maka anak ayam itu menjawab, “Ibu omong kosong, saya tidak bisa melihat sesuatupun”.
Apabila tiba-tiba kulitnya pecah, barulah anak ayam itu melihat bahwa ibunya itu benar. Ini sama dengan kita. Kita masih berada dalam kulit dan tidak dapat melihat surga atau neraka. Tetapi suatu hari, kulit itu akan pecah dan kita baru melihat. Pada waktu yang sama, ada tanda-tanda tentang keadaan yang akan datang. Anak ayam selagi berada didalam kulit mempunyai mata dan sayap; bagi mereka merupakan bukti yang cukup bahwa semua itu akan dibutuhkan dalam hidup yang akan datang. Mata diciptakan untuk melihat, tetapi apa yang dapat dilihat selagi berada kulit telur? Sayap diciptakan untuk terbang, tetapi bagaimanakah dapat terbang, selagi masih berada dalam kulit itu? Jelas sekali bahwa mata atau sayap itu tidak diberikan untuk hidup yang begitu sempit dalam kulit telur. Dengan cara yang sama, punya banyak keinginan dan kerinduan yang tidak dapat dipuaskan disini. Bagaimanapun, pasti ada jalan untuk memuaskan mereka, dan kesempatan itu adalah Kekal. Akan tetapi, sama seperti anak ayam itu perlu mendapat panas selama masih berada dalam kulit, demikian juga kita selagi hidup dalam dunia ini, perlu dipelihara dan dipanasi oleh kehadiran yang menghangatkan dari Api Roh Kudus. (Par Christ et pour Christ, hal 120).
Uskup Agung Fisher (bekas Uskup agung Canterbury) menulis dalam majalah Church Times (23 September 1966), “Saya tidak pernah berpikir tentang seorang teman yang sesudah mati seolah-olah beristirahat,  tidur penuh damai. Saya tidak dapat percaya bahwa ia masuk ke dalam suatu suasana yang tidak aktif, seperti yang dianjurkan dalam kata-kata tadi. Saya sangat yakin bahwa ia sudah masuk untuk hidup dan lebih aktif dalam suatu keadaan kesadaran rohani yang bertambah dan terlatih.
Rasul Paulus berpikir dengan jelas sedemikian juga ketika ia berkata “Bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah untungku.” Dan Tuhan kita bermaksud sedemikian juga dalam kata-kataNya di kayu salib kepada pencuri di sebelahNya yang bertobat. Apakah ini tidak pasti bahwa itu adalah benar bagi setiap orang, yang meninggalkan dunia ini masuk ke dalam seberang hidup yang akan datang?
A. HIDUP DAN MATI
H i d u p
Hanya ada satu sumber hidup-suatu Hidup yang tak terbatas dan Maha Kuasa, yang kekuatan daya ciptaNya memberi hidup kepada semua makhluk hidup. Segala makhluk hidup, hidup di dalamNya dan didalamNya mereka akan tinggal selama-lamanya. Lagi pula hidup menciptakan hidup lain yang tak terhitung banyaknya, berbeda dalam jenis dan dalam taraf kemajuan mereka. Manusia adalah salah satu dari mereka, diciptakan dalam gambar Allah, supaya ia dapat berbahagia selamanya, dalam kehadiranNya yang suci.
K e m a t i a n
Hidup ini dapat berubah, tetapi tidak akan dibinasakan dan walaupun perubahan dari satu bentuk yang ada ke suatu yang lain, disebut kematian, itu berarti bahwa kematian mengakhiri hidup, atau juga menambah atau mengurangi suatupun. Ini hanya memindahkan hidup dari satu bentuk yang ada kepada yang lain. Sesuatu yang lenyap dari pandangan kita, tidak berarti itu sudah tidak ada lagi. Ia akan terlihat kembali, tetapi dalam bentuk dan keadaan yang lain.
Manusia tidak pernah dapat dibinasakan.
Tidak ada satupun dalam semesta alam ini dapat dihancurkan, ataupun tidak akan pernah ada, karena sang Pencipta tidak menciptakan sesuatu untuk dihancurkan. Dan apabila ia ingin menghancurkan, ia tentu tidak akan menciptakannya. Dan jika tak ada suatupun dari ciptaanNya dapat dihancurkan, bagaimanakah manusia dapat dibinasakan, dia yang menjadi mahkota ciptaan dan gambar PenciptaNya? Dapatkah Allah sendiri membinasakan gambarNya sendiri, atau dapatkah suatu makhluk lain melakukannya? Tidak pernah!
Apabila manusia tidak dihancurkan waktu mati, lalu sekonyong-konyong timbul pertanyaan, dimanakah manusia akan berada sesudah mati dan dalam keadaan bagaimana?
Saya akan mencoba memberikan penjelasan singkat dari pengalaman-pengalaman penglihatan saya, walaupun mustahil bagi saya untuk melukiskan segala sesuatu yang telah saya lihat dalam penglihatan-penglihatan dunia roh itu, sebab bahasa dan gambaran dunia ini tidak mampu untuk mengutarakan kenyataan-kenyataan rohani ini; dan usaha untuk mengurangi kemuliaan yang tampak, ke dalam bahasa manusia, dengan sendirinya akan menimbulkan salah paham. Karena itu, saya harus mengulangi semua pengalaman-pengalaman rohani yang halus yang hanya dapat diterangkan secukupnya oleh bahasa roh, dan saya hanya mengambil beberapa kejadian sederhana yang mengandung ajaran-ajaran, berguna bagi semua orang. Dan suatu waktu, setiap orang harus masuk ke dalam dunia roh yang tidak terlihat itu dan pasti ini akan menjadi suatu keuntungan. Kalau kita mengenalnya sejauh mungkin.
B. APA YANG TERJADI WAKTU MATI?
Pada suatu hari sewaktu saya berdoa seorang diri, tiba-tiba saya dapatkan diri saya dikelilingi oleh suatu perhimpunan besar makhluk-makhluk roh, atau saya boleh katakan, bahwa segera sesudah mata rohani saya terbuka, saya dapatkan diri saya bertelut dihadapan kumpulan besar orang-orang suci dan para malaikat. Pada mulanya saya merasa diri rendah, waktu saya melihat keadaan mereka yang mulia dan bercahaya dan dibandingkan dengan mereka, keadaan saya hina. Tetapi, segera saya merasa lega, karena rasa simpati dan keramah tamahan mereka yang didorong oleh kasih. Saya mulai mengalami damai sejahtera kehadiran Allah di dalam hidup saya, tetapi, persekutuan dengan orang-orang suci ini menambahkan suka cita baru dan ajaib kepada saya. Sewaktu kami bercakap-cakap bersama, saya terima dari mereka jawaban pertanyaan-pertanyaan saya yang berhubungan dengan banyaknya kesulitan dan persoalan yang membingungkan saya. Pertanyaan saya yang pertama ialah tentang apa yang terjadi pada saat orang mau mati, dan mengenai keadaan jiwa sesudah mati. Saya berkata, “Kami tahu apa yang terjadi pada kami antara masa kanak-kanak dan masa tua, tetapi kami tidak tahu apa yang terjadi pada saat kematian, atau sesudah pintu kematian. Keterangan ini hanya dapat diketahui oleh mereka yang sudah mengalami kematian, sesudah mereka masuk ke dalam dunia roh. Dapatkah kamu memberi suatu keterangan tentang ini”, tanya saya.
Untuk ini, salah seorang suci menjawab, “Kamatian itu seperti tidur. Tidak ada penderitaan sewaktu kematian, kecuali pada beberapa orang yang sakit badani dan sakit mental. Seperti orang lelah, diliputi oleh rasa tidur yang nyenyak, demikianlah (tidur) kematian itu datang kepada manusia. Kematian datangnya begitu tiba-tiba kepada banyak orang, sehingga hanya dengan susah payah, mereka sadar, bahwa mereka sudah meninggalkan dunia yang fana ini dan masuk ke dalam dunia roh. Terkejut akan banyak hal baru dan perkara indah yang mereka lihat disekitar mereka, mereka berpikir bahwa mereka sedang mengunjungi suatu negara atau kota dari dunia kasar ini, yang belum pernah dilihat sebelumnya. Hanya setelah mereka diajari lebih mendalam, dan sadar, bahwa tubuh rohani mereka berbeda dengan tubuh jasmani yang dahulu, maka mereka menerima, bahwa dirinya sudah dipindahkan dari dunia jasmani ke dalam dunia roh.
Salah seorang suci yang lain hadir, memberikan keterangan lebih lanjut pada pertanyaan saya, “Biasanya,” katanya, “pada saat kematian, tubuh perlahan-lahan kehilangan daya rasa. Tidak ada rasa sakit, tetapi hanya diliputi oleh rasa ngantuk. Kadang-kadang dalam kelemahan yang sangat, atau sesudah kecelakaan, rohnya meninggalkan tubuh waktu masih dalam keadaan tak sadar. Lalu roh orang yang hidup sembarangan atau tanpa persiapan untuk masuk ke dalam dunia roh, karena sekonyong-konyong dipindahkan dalam dunia roh, menjadi sangat takut dan berada dalam suatu keadaan yang sangat tertekan untuk masa yang lama; maka mereka harus tinggal dalam tempat perantara sementara yang gelap dan lebih rendah. Roh jahat yang dalam lingkungan rendah sering mengganggu orang di dunia.
Tetapi orang-orang yang mereka dapat ganggu ialah orang yang mempunyai pikiran yang sama dengan mereka, yang dengan kemauan yang bebas membuka hatinya untuk menyenangkan roh itu. Roh jahat itu bersekutu dengan roh-roh jahat lain, yang membuat banyak kejahatan dalam dunia; karena Allah telah menunjuk para malaikatNya di mana-mana, yang tak terhitung jumlahnya untuk melindungi umat dan ciptaanNya, maka umatNya selalu aman dalam pemeliharaanNya.”
Roh jahat ini hanya dapat melukai mereka yang hidupnya di dunia sama sifatnya seperti roh jahat itu dan itupun hanya terbatas kemampuannya. Mereka dengan pasti dapat mengganggu orang-orang benar, tetapi tanpa ijin Allah, tak dapat. Allah kadang-kadang mengijinkan kepada iblis dan tentaranya untuk mencobai dan menganiaya umatNya, supaya mereka dapat keluar dari percobaan dengan lebih kuat dan lebih baik, sama seperti ia mengijinkan setan menganiaya hambaNya Ayub. Tetapi dari ujian yang sedemikian terdapat keuntungan dari pada kerugian bagi orang percaya !”
Seorang suci lain yang sedang berdiri disamping, menambah sebagai jawaban untuk pertanyaan saya, “Banyak orang yang belum menyerahkan hidup mereka kepada Allah, pada waktu mau mati, kelihatannya menjadi tidak sadar; tetapi apa yang sesungguhnya terjadi, adalah sewaktu mereka melihat muka-muka yang menakutkan seperti setan-setan. Dari roh -roh jahat yang datang kepada mereka, mereka tak dapat berkata apa-apa dan menjadi lumpuh karena takut. Sebaliknya, kematian orang percaya sering berlawanan sama sekali, kerap kali senangnya luar biasa, karena ia melihat malaikat-malaikat dan roh-roh orang suci datang menyambutnya. Juga, para kekasihnya yang sudah mati sebelumnya, diijinkan Tuhan untuk menghadiri tempat tidur kematiannya, serta membimbing rohnya ke dunia roh. Sesudah memasuki dunia roh ia merasa senang, karena bukan saja teman-temannya mengelilinginya, tetapi selama di dunia ia sudah lama mempersiapkan diri untuk Rumah itu, dengan penyerahannya kepada Allah dan bersekutu dengan Dia.”
Kemudian orang-orang suci keempat berkata, “Untuk menuntun jiwa-jiwa manusia dari dunia adalah tugas malaikat. Biasanya Kristus sendiri menyatakan DiriNya dalam dunia roh kepada setiap jiwa dalam tingkat kemuliaan yang berbeda-beda, sesuai dengan keadaan pertumbuhan rohani setiap jiwa. Tetapi dalam hal tertentu, ia sendiri datang di tempat tidur kematian untuk menyambut hambaNya dan dengan kasih mengeringkan air matanya dan memimpinnya ke dalam Firdaus. Sama seperti bayi yang lahir dalam dunia ini, mendapatkan semua yang diperlukan, demikian juga jiwa, pada waktu memasuki dunia roh, mendapatkan segala kebutuhannya dicukupi.
C. D U N I A R O H
Sekali dalam suatu percakapan, orang-orang suci memberikan keterangan berikut: “Sesudah mati, jiwa manusia akan masuk dalam dunia roh dan setiap orang, sesuai dengan tingkat pertumbuhan rohaninya akan tinggal dengan roh-roh yang sama pikiran dan sifatnya dengan ia dalam terang kemuliaan. Kami yakin bahwa tidak ada seorangpun yang telah masuk dalam dunia roh dengan tubuh mereka, kecuali Kristus dan beberapa orang suci lain, yang tubuhnya diubah menjadi tubuh mulia. Namun untuk beberapa orang telah diperkenankan, bahwa selagi mereka masih tinggal dalam dunia, mereka dapat melihat dunia roh dan sorga juga, seperti tercantum dalam II Korintus 12 : 2. Walaupun mereka sendiri tidak dapat mengatakan apakah mereka masuk dalam tubuh atau roh.
Sesudah percakapan ini, orang-orang suci tersebut menuntun saya keliling dan menunjukkan saya banyak perkara dan tempat yang indah. Saya lihat dari segala penjuru, beribu-beribu jiwa yang terus menerus tiba dalam dunia dan bahwa mereka semua disertai oleh para malaikat. Jiwa-jiwa orang baik hanya ditemani oleh para malaikat dan roh yang baik, yang membimbing mereka dari tempat tidur kematian mereka. Roh-roh jahat tidak diijinkan datang mendekati mereka, tetapi berdiri dari jauh dan melihatnya. Saya juga lihat bahwa tidak ada roh-roh baik yang berada bersama-sama dengan jiwa-jiwa yang jahat; yang mengelilingi jiwa-jiwa yang jahat adalah roh-roh jahat yang datang menemani mereka dari tempat tidur kematian. Sementara itu malaikat-malaikat juga berdiri dan mencegah roh-roh jahat menjadi bebas dalam sifatnya yang jahat untuk dapat mengganggu mereka. Roh-roh jahat segera memimpin jiwa-jiwa ini jauh ke dalam kegelapan karena ketika dalam daging, mereka terus menerus mengijinkan roh-roh jahat itu mempengaruhi mereka akan hal-hal yang jahat dan dengan sukarela mengijinkan untuk dibujuk dalam segala macam dosa dan kejahatan. Malaikat-malaikat tidak ikut campur dengan kemauan bebas dari jiwa siapapun. Saya lihat juga di sana banyak jiwa baru masuk ke dalam dunia roh, yang disertai dengan roh-roh baik maupun jahat, juga oleh para malaikat. Tetapi, tidak lama kemudian perbedaan yang nyata mulai mendesak, lalu mereka memisahkan diri masing-masing, yang baik kepada sifatnya yang baik dan yang jahat kepada yang jahat.
ANAK – ANAK TERANG
Sewaktu jiwa-jiwa manusia sampai ke dalam dunia roh, yang baik segera memisahkan diri dari yang jahat. Di dunia semua campur-baur bersama-sama, tetapi tidaklah demikian dalam dunia roh. Saya banyak kali melihat, waktu roh-roh yang baik – Anak-anak Terang – masuk kedalam dunia roh, mereka mula-mula mandi dalam air jernih samudera kaca (cristal), seperti dalam udara dan tak dapat dirasakan. Dengan demikian mereka menemukan kesegaran yang sangat menyukakan hati. Di dalam air yang ajaib ini, mereka bergerak ke sana sini sama seperti dalam udara terbuka. Mereka tidak tenggelam dalam air itu dan mereka juga tidak menjadi basah, tetapi mereka disucikan dan disegarkan dengan ajaib serta dimurnikan; mereka masuk ke dalam dunia yang mulia dan terang, di mana mereka akan tinggal selama-lamanya di hadirat Tuhan kekasih, dalam persekutuan orang-orang suci dan malaikat-malaikat yang tak terhitung jumlahnya.
ANAK – ANAK KEGELAPAN
Betapa beda keadaan jiwa yang hidupnya jahat. Mereka tidak senang berkumpul dengan anak-anak Terang dan merasa tersiksa oleh terang kemuliaan yang membuka tabir hidup manusia; mereka bergumul untuk menyembunyikan diri di tempat-tempat, dimana sifat-sifat yang tidak suci dan dinajiskan oleh dosa, tidak akan dapat terlihat. Dari bagian dunia roh yang paling rendah dan paling gelap, naiklah asap yang hitam yang berbau busuk; dalam usaha mereka untuk menyembunyikan diri dari terang, anak-anak kegelapan ini cepat-cepat melemparkan diri mereka ke dalam kegelapan, dari tempat mana terdengar terus menerus ratapan yang pahit, penyesalan dan kesedihan. Tetapi, surga, diatur sedemikian rupa sehingga asap tidak terlihat, juga ratapan kesedihan roh tidak terdengar di surga, kecuali seorang karena alasan khusus, ingin melihat kemalangan jiwa-jiwa yang jahat dalam kegelapan.
KEMATIAN SEORANG ANAK KECIL
Seorang anak kecil mati karena radang paru-paru dan sekumpulan malaikat datang untuk membawa jiwanya ke dalam dunia roh. Saya ingin, agar ibunya dapat melihat pemandangan yang indah itu, maka dari pada menangis, ia akan menyanyi dengan sukacita, karena malaikat-malaikat memelihara anak kecil itu dengan perhatian dan kasih, yang tak dapat ditunjukkan oleh seorang ibupun. Saya dengar salah seorang malaikat berkata kepada yang lain: “Lihatlah, bagaimana ibu anak ini menangisi perpisahan yang hanya sebentar dan sementara ini! Beberapa tahun lagi ia akan bersuka cita dengan anaknya.” Kemudian para malaikat membawa jiwa anak itu ke bagian yang indah, ke surga yang penuh terang, yang disediakan untuk anak-anak, di mana mereka memelihara anak-anak itu dan mengajar mereka dalam segala hikmat surgawi, sampai secara perlahan-lahan anak-anak itu menjadi seperti malaikat-malaikat.
Beberapa waktu kemudian, ibu anak itu meninggal juga dan anaknya, yang sekarang menjadi seperti malaikat, datang dengan malaikat-malaikat lain untuk menyambut jiwa ibunya. Sewaktu ia berkata kepada ibunya, “Ibu, tidakkah kau kenal aku? Aku anakmu Theodore”, hati ibu itu dipenuhi dengan sukacita dan sewaktu mereka memeluk satu dengan yang lain, air mata suka cita jatuh bagaikan bunga. Itu adalah suatu pemandangan yang sangat mengharukan! Kemudian, selagi mereka berjalan bersama-sama, anak itu terus menerus menunjuk dan menjelaskan pada ibunya tentang apa yang ada di sekeliling mereka dan selama waktu yang ditentukan bagi ibunya untuk tinggal dalam dunia sementara, ia tinggal dengan ibunya, dan apabila waktu belajar yang diperlukan dalam dunia itu sudah selesai, ia akan membawa ibunya ke tempat yang lebih tinggi, dimana ia sendiri tinggal.
Disana, di mana-mana, keadaan sekelilingnya indah, penuh sukacita, dan ada banyak jiwa yang tak terhitung jumlahnya. Manusia yang didunia telah menanggung segala macam penderitaan karena Kristus, pada akhirnya mereka dibangkitkan, masuk ke dalam tempat kemuliaan dan kehormatan. Di mana-mana ada gunung yang indah, yang tak ada bandingnya dan dalam taman-taman terdapat segala macam buah-buahan manis serta bunga-bunga indah berlimpah-limpah. Segala sesuatu yang diinginkan hati ada disana.
Kemudian ia berkata kepada ibunya, “Dalam dunia, yang merupakan pantulan samar-samar dari surga dunia yang nyata ini, kekasih-kekasih kita berduka cita atas kami. Tetapi, katakanlah kepadaku ibu, apakah ini kematian atau hidup benar yang dirindukan setiap hari?” Ibunya menjawab, “Nak, inilah hidup yang benar. Apabila di dunia saya tahu segala kebenaran surga ini, saya tidak akan pernah bersusah atas kematianmu. Sayang, orang di dunia begitu buta! Walaupun Kristus telah menjelaskan dengan nyata akan keadaan yang mulia ini dan Injil berulang-ulang telah menjelaskan tentang kerajaan Bapa yang kekal ini, bahkan bukan saja orang-orang bodoh, tetapi orang percaya yang diberi terang, masih juga tidak sadar akan kemuliaanNya. Kiranya Tuhan memberi anugerah, supaya semua orang boleh masuk ke dalam suka cita yang kekal di tempat ini.
KEMATIAN SEORANG FILSAFAT
Jiwa seorang filsafat Jerman masuk ke dalam dunia roh dan melihat dari jauh kemuliaan dunia roh yang tak ada bandingnya dan kebahagiaan umatNya yang tak terhingga. Ia amat gembira akan apa yang dilihatnya, akan tetapi kecerdasan keras kepalanya itu, menghalanginya untuk masuk dan menikmati kebahagiaannya. Dari pada mengakui, bahwa itu adalah hal yang nyata, ia mulai berbantah-bantah dengan dirinya sendiri. “Tidak dapat diragukan, saya telah melihat semuanya ini, tetapi apakah buktinya bahwa itu memang sungguh-sungguh ada, dan bukannya suatu angan-angan yang lahir dari pikiran saya? Dari ujung ke ujung pemandangan ini, saya akan menggunakan ujian logika, filsafat dan ilmu pengetahuan dan baru sesudah itu, saya akan yakinkan bahwa semua itu memang suatu kenyataan dan bukan khayalan belaka.” Kemudian malaikat-malaikat menjawab, “Sudah jelas dari perkataanmu, bahwa intelekmu sudah merusak seluruh sifatmu, karena mata rohani dan bukan mata jasmani yang diperlukan untuk melihat dunia roh, karena itu, pengertian rohanilah yang diperlukan untuk mengerti dan mengenal kebenaran, dan bukan usaha pikiran prinsip dasar filsafat logika. Ilmu pengetahuanmu yang mengajar fakta-fakta materi, sudah ditinggalkan dengan kepala dan otakmu di dunia. Di sini, hanya hikmat rohani yang berguna, yang timbul karena rasa takut dan kasih atas Tuhan.” Kemudian seorang malaikat berkata kepada yang lain, “Sayang sekali, bahwa manusia lupa akan sabda Tuhan yang berharga, “Kecuali kamu bertobat dan menjadi sama seperti anak-anak kecil, kamu tidak akan masuk surga.”( Matius 18 : 3 ). Saya bertanya kepada salah seorang malaikat, apakah akhir hidup orang itu. Ia menjawab, “Apabila seluruh hidup orang ini sangat jahat, maka ia langsung akan bergabung dengan roh-roh kegelapan. Tetapi ia bukannya tanpa perasaan moral, karena itu untuk waktu yang sangat lama ia akan berkelana dalam kebutaannya di tempat perantara sementara bagian bawah yang pudar cahayanya terus menerus dan terbentur kepala filsafatnya, sehingga ia menjadi lelah karena kebodohannya dan bertobat. Kemudian ia akan siap untuk menerima petunjuk-petunjuk para malaikat khusus yang ditentukan dan ia akan menjadi layak untuk masuk ke dalam terang Allah yang lebih penuh, dalam tempat yang lebih tinggi.
Dalam suatu pengertian, seluruh angkasa yang tak terbatas, adalah dunia roh, penuh dengan hadirat Allah, karena ia adalah Roh. Dalam pengertian lain, dunia ini juga dunia roh, karena penduduknya adalah roh-roh yang berpakaian tubuh manusia. Tetapi, masih ada dunia roh lainnya yang menjadi tempat kediaman sementara roh, sesudah mereka meninggalkan tubuh mereka waktu mati. Itu adalah tempat perantara sementara – suatu tempat di antara kemuliaan terang surga yang tertinggi dan tempat suram gelapnya neraka yang paling rendah. Di dalamnya terdapat tempat kediaman yang tak terhitung jumlahnya dan jiwa-jiwa yang datang dibawa ke tempat yang cocok menurut kemajuan hidupnya sewaktu di dunia.
Di sana malaikat-malaikat yang khusus ditunjuk untuk tugas itu, memberikan petunjuk untuk waktu tertentu, mungkin lama ata singkat, sebelum jiwa itu pergi bergabung dengan masyarakat roh; yang baik dalam terang yang lebih besar, dan yang jahat dalam kegelapan yang lebih besar, sesuai dengan sifat dan pikiran mereka.
D. PERTOLONGAN DAN PENGAJARAN MANUSIA SEKARANG DAN KEMUDIAN
PERTOLONGAN YANG TAK KELIHATAN.
Keluarga dan kekasih-kekasih kita dan kadang-kadang orang-orang suci juga, sering dari dunia yang tak kelihatan untuk menolong dan melindungi kita, tetapi malaikat-malaikat selalu datang. Mereka tidak diijinkan untuk menampakkan diri kepada kita, kecuali dalam keadaan yang sangat perlu. Dengan jalan yang tidak kita kenal, mereka mempengaruhi kita ke arah pikiran yang suci, dan menarik kita kepada Allah dan kepada tingkah laku yang baik; dan Roh Allah yang mendiami hati kita, melengkapi pekerjaannya untuk menyempurnakan hidup rohani kita, yang tidak mampu mereka kerjakan.
SIAPA YANG TERBESAR?
Kebesaran seseorang tidak tergantung kepada kedudukan dan pengetahuannya, juga tidak melalui ini saja manusia dapat menjadi besar. Seseorang dianggap besar apabila ia dapat berguna bagi orang lain. Dan kegunaan hidupnya bergantung kepada pelayanannya kepada orang lain. Karena itu, sejauh manusia dapat melayani orang lain dengan kasih, sejauh itulah kebesarannya. Sama seperti kata Tuhan, “Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.” (Matius 20 : 26). Kesukaan orang yang tinggal di sorga ditemukan dalam pelayanan kasih satu pada yang lain, dengan memenuhi tujuan hidup mereka, mereka tinggal untuk selama-lamanya di hadirat Allah.
MEMPERBAIKI KESALAHAN
Bilamana orang sungguh-sungguh rindu untuk hidup berkenan kepada Allah, penyesuaian pandangan dan pembaharuan hidup mereka dimulai dalam dunia ini. Tidak saja Roh Kudus mengajar mereka secara langsung, tetapi dalam ruang hatinya yang tersembunyi, mereka ditolong oleh persekutuan orang-orang suci, yang walaupun tak terlihat, selalu ada dekat untuk menolong mereka ke arah yang baik. Tetapi seperti banyak orang Kristen dan juga pencari-pencari kebenaran yang bukan Kristen, mati sementara masih berpegang kepada pandangan palsu dan kurang benar; pandangan mereka itu diperbaiki dalam dunia roh, asal mereka tidak bersikeras kepada pendapat mereka dan bersedia untuk belajar. Karena, dalam dunia ini ataupun dalam dunia yang akan datang, Allah atau hamba-hambaNya tidak pernah memaksa siapapun untuk mempercayai apapun melawan kehendaknya.
PERNYATAAN KRISTUS
Saya melihat dalam penglihatan, roh seorang penyembah berhala; ketika sampai di dunia roh, segera ia mulai mencari illahnya. Kemudian orang-orang suci berkata kepadanya, “Disini tidak ada illah selain Allah yang benar, dan Kristus, Yang menjadi PernyataanNya.”
Waktu mendengar ini ia sangat terkejut, tetapi karena ia seorang pencari kebenaran yang tulus, ia mengaku dengan jujur bahwa ia salah. Ia rindu mencari, untuk mengenal pandangan yang benar dan bertanya, apakah ia boleh melihat Kristus. Tak lama kemudian Kristus menyatakan diriNya dalam terang yang samar-samar kepadanya, dan kepada yang lain yang baru sampai dalam dunia roh; karena pada saat itu mereka tidak tahan menghadapi pertunjukkan kemuliaanNya, karena kemuliaanNya begitu besar, sehingga malaikat-malaikatpun memandang kepadaNya dengan kesulitan dan menutupi muka mereka dengan sayap mereka. ( Yesaya 6 : 2). Sewaktu ia memperlihatkan diriNya kepada siapapun, ia memperhitungkan kemajuan yang telah dicapai oleh jiwa itu, karena itu ia menampakkan diriNya dalam terang samar-samar atau terang kemuliaan yang penuh, sehingga mereka dapat tahan menatap pandanganNya. Demikianlah, waktu roh-roh itu melihat Kristus dalam terang samar-samar, tetapi sangat menarik, mereka dipenuhi dengan suka cita dan damai yang tidak dapat dilukiskan. Di mandikan dalam sinar terangNya yang menghidupkan, gelombang kasihNya selalu mengalir keluar ke atas mereka, semua kesalahan mereka dihapuskan. Kemudian dengan segenap hati, mereka mengaku Dia sebagai Kebenaran dan mendapat kesembuhan, sambil membungkukkan dirinya dengan rendah hati dalam penyembahan dihadapanNYa, mereka mengucap syukur dan memujiNya. Dan orang-orang suci yang ditunjuk untuk mengajar mereka juga bersuka cita atas mereka.
SEORANG PEKERJA DAN SEORANG RAGU-RAGU
Pada suatu hari saya melihat pekerja tiba dalam dunia roh. Ia sangat menderita, karena sepanjang hidupnya ia tidak memikirkan apapun, kecuali nafkah sehari-hari. Ia terlalu sibuk untuk dapat memikirkan Allah atau hal-hal rohani. Pada saat yang sama, ketika ia mati, mati jugalah seorang lain yang selalu ragu-ragu dan keras kepala dalam pendapat-pendapatnya.
Kedua-duanya diperintahkan untuk waktu yang lama tinggal dalam dunia roh, dalam tempat kegelapan. Dalam keadaan menderita demikian mereka mulai berteriak minta tolong. Orang-orang suci dan para malaikat dengan kasih dan belas kasihan, mulai memberi pelajaran kepada mereka agar mereka mengerti bagaimana menjadi anggota Kerajaan Terang dan Kemuliaan. Tetapi walaupun dalam keadaan cemas, sama seperti banyak roh lain, mereka lebih suka tinggal dalam tempat gelap, karena dosa telah membengkokkan sifat-sifat dan keadaan mereka, sehingga mereka meragukan segala sesuatu. Bahkan mereka melihat dengan curiga kepada malaikat-malaikat yang datang untuk menolong mereka. Pada waktu saya melihatnya saya bertanya kepada diri sendiri, apa yang akan terjadi pada akhirnya; dan pada saat saya bertanya, satu-satunya jawaban yang saya terima dari salah seorang suci yang mengatakan, “Kiranya Allah mengasihi mereka.”
PERTOLOGAN DAN PENGAJARAN MANUSIA SEKARANG DAN KEMUDIAN
Kita dapat mempunyai suatu pandangan mengenai kerusakan sifat manusia yang murtad, dari hal ini; apabil terjadi suatu laporan jahat walaupun tidak benar, orang yang sifatnya sudah dibengkokkan oleh dosa akan menerima dengan segera bahwa itu benar. Tetapi, sebaliknya apabila diterima suatu laporan baik dan sungguh, umpama bahwa si anu adalah seorang yang saleh dan berbuat ini atau pekerjaan itu untuk kemuliaan Allah dan kebaikan sesama manusia, maka orang yang sudah dibengkokkan hatinya waktu mendengar, tanpa ragu-ragu akan bertanya, “Itu semua bohong. Si anu itu pasti mempunyai maksud tersendiri di belakang semua itu!” Apabila kamu bertanya kepada orang itu, bagaimana ia tahu bahwa kejadian pertama itu benar dan yang kedua itu salah dan bukti apa yang dapat dekemukakan! Apa yang kami pelajari dari sikap pikiran orang itu adalah, bahwa karena pikirannya telah dinajiskan oleh kejahatan, ia percaya akan laporan-laporan jahat, karena itu cocok dengan sifatnya yang jahat dan ia pikir bahwa laporan-laporan baik adalah bohong, karena itu tidak cocok dengan hatinya yang jahat. Menurut sifatnya, sikap orang baik akan berlawanan dengan ini. Ia biasanya dipaksa untuk meragukan laporan yang jahat, dan ia percaya akan yang benar, karena pendirian ini tepat sekali dengan sifatnya yang baik.
Siapa yang hidup di dunia ini dengan melawan kehendak Tuhan, ia tidak akan memiliki ketenangan hati; baik di dunia ini, maupun di dunia yang akan datang, dan sewaktu masuk dalam dunia roh, mereka akan merasa takut dan cemas. Tetapi mereka yang mentaati kehendak Tuhan akan memiliki damai sejahtera pada waktu tiba di dunia roh dan akan dipenuhi dengan suka cita yang tak terkatakan karena, disitulah rumah mereka yang kekal dan kerajaan Bapa mereka.
E. HUKUMAN ORANG BERDOSA
Banyak orang mempunyai pandangan bahwa jikalau mereka berdosa secara tersembunyi, tidak ada yang akan mengetahuinya, tetapi hal itu sama sekali tidak mungkin bahwa dosa itu tetap tersembunyi untuk selama-lamanya. Pada suatu saat pasti akan diketahui dan orang berdosa itu akan menerima hukuman yang setimpal. Juga, kebaikan dan kebenaran tidak dapat disembunyikan. Pada akhirnya ia akan menang, walaupun untuk sementara waktu tidak diakui. Kejadian-kejadian berikut ini akan memberi terang akan keadaan orang berdosa.
SEORANG YANG BAIK DAN SEORANG PENCURI
Pada suatu hari dalam penglihatan, salah seorang suci menceriterakan kejadian berikut ini, “Pada suatu malam seorang saleh harus pergi jauh untuk suatu pekerjaan yang penting. Dalam perjalanannya ia menemukan seorang pencuri yang sedang merampok sebuah toko. Ia mengatakan kepada pencuri itu, “Kamu tidak berhak untuk mengambil barang-barang orang lain dan merugikan mereka. Itu adalah suatu dosa yang besar. “Pencuri itu menjawab, “Apabila kamu ingin pergi dengan selamat dari tempat ini, baiklah kamu pergi dengan diam-diam dan cepat. Apabila tidak, nanti kamu akan mendapat kesukaran.” Orang baik itu tekun dalam usahanya dan sewaktu pencuri itu tidak mau mendengarnya, ia mulai berteriak-teriak dan memanggil tetangga-tetangganya. Mereka cepat-cepat datang untuk menangkap pencuri itu. Tetapi sewaktu orang baik itu menuduh pencuri itu, pencuri itu berbalik menuduh orang baik itu. “Oya, ya”, katanya “kamu kira orang ini sangat beribadah, tetapi saya menangkapnya basah waktu ia sedang mencuri.” Karena di sana tidak ada saksi-saksi lain, kedua-duanya ditangkap dan dikunci dalam suatu ruangan, sementara seorang opsir polisi dan anak-anak buahnya bersembunyi untuk mendengar percakapan mereka. Kemudian pencuri itu mulai menertawakan kawan tahanannya. “Lihat,” ia berkata, “Bukankah saya telah menangkap kamu dengan baik? Dari permulaan sudah saya katakan kepadamu untuk pergi atau nanti kamu akan celaka. Sekarang kita lihat bagaimana agamamu akan menolong kamu.” Sesudah opsir itu mendengar percakapan itu, ia membuka pintu dan membebaskan orang yang baik itu dan memberikan upah dan kehormatan, sedang pukulan-pukulan yang keras ia berikan kepada pencuri itu dan menguncinya dalam penjara. Demikianlah, dalam dunia inipun ada derajat penghakiman antara orang baik dan orang jahat, tetapi hukuman dan upah penuh akan diberikan hanya dalam dunia yang akan datang.
DOSA TERSEMBUNYI
Berikut ini diberitakan kepada saya dalam penglihatan. Seorang dalam ruangan tersembunyi mengerjakan suatu perbuatan dosa, yang menurut pikirannya dosa itu tersembunyi. Salah seorang suci berkata. “Betapa besar kerinduan saya supaya mata rohani orang itu dibukakan pada saat itu!” Karena dalam ruangan itu banyak orang suci dan malaikat, juga beberapa roh sanak saudaranya yang kekasih datang untuk menolongnya.
Semua sangat sedih melihat tingkah lakunya yang memalukan dan salah seorang berkata, “Kami datang menolongnya, tetapi sekarang kami harus menjadi saksi terhadap dia pada saat penghukuman. Ia tidak dapat melihat kami tetapi kami semua dapat melihatnya terlibat dalam dosa itu. Kiranya orang ini bertobat dan diselamatkan dari hukuman yang akan datang.”
KESEMPATAN YANG DISIA-SIAKAN
Pada suatu hari saya melihat dalam dunia roh, suatu roh dengan jeritan penyesalan, lari ke sana-sini seperti orang gila. Seorang malaikat berkata, “Di dunia, orang ini diberi banyak kesempatan untuk bertobat dan berpaling kepada Allah, tetapi setiap kali hati nuraninya mulai menuduhnya; ia biasa memadamkan gejolak perasaannya dengan minuman keras. Ia menyia-nyiakan semua harta bendanya, menghancurkan rumah tangganya dan pada akhirnya membunuh diri. Dan sekarang dalam dunia roh, ia berlari ke sana ke mari dengan bingung, seperti seekor anjing gila dan menggeliat dengan penuh penyesalan pada waktu memikirkan kesempatan-kesempatan yang telah lewat. Kami siap untuk menolongnya, tetapi sifatnya yang sudah murtad menghalanginya untuk bertobat, karena dosa sudah mengeraskan hatinya, walaupun ingatan akan dosa itu selalu masih segar baginya. Dalam dunia, ia minum untuk melupakan suara hati nuraninya, tetapi disini tidak ada kemungkinan untuk menutupi apapun. Sekarang jiwanya begitu telanjang, sampai ia sendiri dan semua penduduk dunia roh dapat melihat hidupnya yang berdosa. Untuk dia, dalam keadaan yang dikeraskan oleh dosa, tidak ada jalan lain, kecuali ia harus menyembunyikan diri dalam kegelapan bersama roh jahat lainnya, dan dengan demikian meluputkan diri dari siksa terang itu.”
SEORANG JAHAT DIIJINKAN MASUK SURGA
Suatu saat waktu saya hadir seorang yang hidupnya jahat, sesudah mati, masuk ke dalam dunia roh. Sewaktu malaikat-malaikat dan orang-orang suci mau menolongnya, ia segera mulai mengutuk dan menghina mereka dan berkata, “Allah itu sama sekali tidak adil, Ia menyediakan surga untuk budak -budak yang pandai mengambil muka seperti kamu, dan membuang sisa manusia lainnya ke dalam neraka. Namun, kamu menyebut Dia kasih!”
Malaikat-malaikat menjawab, “Allah memang kasih. Ia menciptakan manusia, supaya mereka boleh hidup dengan bahagia dalam persekutuan dengan Dia, tetapi manusia karena kekerasan hati dan penyalah-gunaan kemauan bebasnya, memalingkan muka mereka dari padaNya dan membuat neraka bagi diri sendiri. Allah tidak pernah melempar siapapun ke dalam neraka dan tidak akan berbuat demikian, tetapi manusia sendiri, karena terjerat dalam dosa, menciptakan neraka bagi diri sendiri. Allah tidak pernah menciptakan neraka macam apapun.
Pada saat itu juga terdengar suara yang sangat manis dari seorang malaikat yang tinggi, mengatakan, “Allah mengijinkan supaya orang ini dibawa ke dalam surga.” Dengan senang orang itu maju kedepan, didampingi oleh dua malaikat, tetapi, ketika mereka mendekati pintu surga dan melihat tempat yang suci, dipenuhi oleh terang dan penduduk mulia yang diberkati, ia mulai meras tidak senang. Malaikat-malaikat itu berkata kepadanya, “Lihat, betapa indah dunia ini! Majulah sedikit lagi, lihatlah akan Tuhan yang kekasih diatas TakhtaNya.” Dari pintu ia melihat, dan waktu terang Matahari Kebenaran memperlihatkan kenajisan hidupnya yang penuh dosa, ia mulai mundur dengan kesengsaraan dan kebencian diri sendiri dan lari cepat-cepat sehingga ia tidak berhenti di tempat sementara dunia roh, tetapi seperti batu ia melaluinya dan melemparkan dirinya ke dalam jurang maut.
Kemudian terdengarlah suara Tuhan yang manis dan menawan hati, mengatakan, “Lihatlah anak-anakKu, tidak ada seorangpun yang dilarang datang ke sini dan tidak ada seorangpun yang melarang orang ini, atau memaksanya untuk lari dari tempat suci ini, karena, “Kecuali seorang dilahirkan kembali ia tidak dapat melihat kerajaan Allah”. ( Yohanes 3 : 3).
ROH SEORANG PEMBUNUH
Seorang yang beberapa tahun sebelumnya membunuh seorang pengkhotbah Kristen, telah mati digigit ular di hutan. Waktu ia masuk ke dalam dunia roh, ia melihat roh-roh yang baik dan jahat di sekelilingnya dan seluruh keadaan jiwanya menunjukkan bahwa ia adalah anak kegelapan. Roh jahat dengan segera memilikinya serta mendorongnya bersama-sama ke bawah dalam kegelapan. Salah seorang suci mengatakan, “Ia telah membunuh seorang hamba Tuhan dengan racun kebenciannya dan sekarang ia ditewaskan ole racun ular. Ular tua yaitu iblis, melalui orang ini sudah membunuh seorang yang tak bersalah. Sekarang dengan jalan seekor ular lain, yang seperti dia, ia telah menewaskannya, karena, “Sejak semula ia adalah pembunuh”. (Yohanes 8 : 44).
DAN ROH ORANG YANG DIBUNUH
Waktu ia dibawa pergi, salah satu roh baik yang datang untuk menolongnya mengatakan, “Saya sudah mengampuni kau dengan segenap hati. Sekarang, apakah saya dapat berbuat sesuatu untuk menolong engkau?” Si pembunuh pada saat itu juga ingat akan orang yang dibunuhnya umumnya beberapa tahun yang lalu. Malu dan terpukul oleh ketakutan, ia jatuh dihadapan orang itu, dan segera roh-roh jahat berteriak-teriak dengan suara keras, tetapi malaikat-malaikat yang berdiri agak jauh menegur dan menyuruh mereka diam. Kemudian si pembunuh berkata kepada yang dibunuh, “Betapa besar kerinduan saya, sewaktu didunia, untuk dapat melihat hidupmu yang tak mementingkan diri dan penuh kasih sayang, seperti yang saya lihat sekarang ini! Saya sangat menyesal, bahwa oleh kebutaan saya dan karena hidup rohanimu yang sesungguhnya dibungkus oleh tubuhmu, saya tidak dapat melihat keindahan hidup pribadimu pada saat itu. Juga dengan membunuhmu, saya sudah merampas banyak berkat dan keuntungan yang saudara dapat berikan kepada manusia.
Sekarang saya adalah seorang berdosa untuk selama-lamanya dihadapan Allah dan patut menerima hukuman. Saya tidak tahu apa yang dapat saya lakukan, kecuali menyembunyikan diri dalam suatu gua yang gelap, karena saya tidak dapat tahan terhadap terang ini. Di dalam terang ini, bukan saja hati membuat saya gelisah, tetapi semua dapat melihat setiap bagian kecil hidup saya yang penuh dosa.
Untuk itu, orang yang dibunuh itu menjawab, “Kau harus bertobat dengan sungguh-sungguh dan berbalik kepada Allah, karena jikalau kau berbuat demikian, mungkin masih ada harapan, bahwa Domba Allah akan menyucikan kau dalam darahNya sendiri dan memberikan hidup baru, sehingga kau boleh hidup dengan kami di surga dan diselamatkan dari siksaan neraka.
Pembunuh itu menjawab, “Di sini saya tidak perlu mengaku dosa, karena semuanya terbuka bagi semua orang. Dalam dunia saya dapat menyembunyikannya, tetapi disini tidak. Saya ingin hidup bersama orang-orang suci seperti saudara di surga, akan tetapi apabila saya tidak dapat tahan terhadap terang sayup-sayup yang menyatakan diri saya dalam dunia roh ini, maka bagaimanakah keadaan saya nanti dalam tempat terang kemuliaan dan cahaya yang dapat menyelidiki semua perkara? Halangan terbesar bagi saya adalah, melalui dosa-dosa saya hati nurani saya menjadi begitu mati dan dikeraskan, sehingga sifat saya tidak cenderung kepada Allah dan tobat. Saya merasa seolah-olah tidak ada kekuatan untuk bertobat. Sekarang saya tidak dapat berbuat sesuatu, kecuali saya diusir dari sini untuk selama-lamanya. Aduh, bagi keadaan saya yang malang! “Sesudah menyatakan demikian, ketakutan memenuhinya, ia jatuh dan teman-teman roh jahat menyeretnya jauh ke dalam kegelapan. Kemudian, salah seorang malaikat berkata, “Lihat, di sini tidak perlu seorangpun menjatuhkan hukuman. Dengan sendirinya, hidup seorang berdosa membuktikan, bahwa ia bersalah. Tidak perlu untuk memberitahukan kepadanya atau menghadapkan saksi-saksi terhadap dia. Sejauh itu, hukuman dimulai dari dalam hati setiap orang berdosa, sewaktu ia masih di dunia; tetapi disini mereka merasakan akibat sepenuhnya. Dan Allah mengatur sedemikian rupa, sehingga kambing dan domba, yaitu orang berdosa dan orang benar memisahkan diri dengan sendirinya. Allah menciptakan manusia untuk hidup dalam terang, dimana kesehatan rohani dan suka citanya disempurnakan untuk selama-lamnya. Karena itu, tidak ada seorangpun yang dapat merasa senang dalam kegelapan neraka, juga karena hidup yang sudah dirusakkan oleh dosa, ia tidak dapat senang dalam terang. Karena itu kemanapun seorang berdosa mau pergi, ia akan mendapatkan dirinya berada dalam neraka. Betapa berlawanan keadaan orang benar, yang telah dimerdekakan dari dosa, ia berada dalam surga dimanapun juga ia berada.
ROH SEORANG PENDUSTA
Dalam dunia, pernah ada seorang yang begitu terikat oleh dusta, sehingga ini merupakan sifat kedua dalam dirinya. Sewaktu ia mati dan masuk dunia roh, ia mulai mencoba untuk berdusta seperti biasanya, tetapi ia merasa sangat malu, karena sebelum ia mulai berbicara, pikirannya sudah dapat diketahui oleh semua orang. Tidak ada seorangpun dapat menjadi munafik di sana, karena pikiran hati siapapun tidak dapat disembunyikan. Jiwa sewaktu meninggalkan tubuh, memiliki tanda cap dari dosa-dosanya, dan waktu ia berdiri telanjang (rohani) dalam terang surga, semua orang dapat melihat dosa-dosanya dan setiap anggota tubuhnya menjadi saksi terhadapnya. Tidak ada satupun yang dapat menghapus noda dan dosa, kecuali darah Kristus Yesus.
Pada waktu orang itu berada di dunia, ia secara teratur coba memutar balikkan apa yang benar menjadi salah dan yang salah menjadi benar. Tetapi setelah jasmaninya mati, ia menyadari bahwa tidak pernah ada dan tidak akan ada yang dapat memutar-balikkan kebenaran menjadi dusta. Siapa yang dapat berdusta ia hanya melukai dan menipu dirinya sendiri. Demikianlah orang itu, dengan berdusta telah membunuh pengamatan akan kebenaran yang pernah dimilikinya. Saya perhatikan dia, ia begitu dijerat, sampai tak dapat melepaskan dirinya sendiri dari tipu-dayanya; ia memalingkan mukanya dari terang yang datang dari atas dan cepat lari ke dalam kegelapan, di mana tak seorangpun dapat melihat kesukaan berdustanya yang najis, kecuali roh-roh yang sama sifatnya dengan dia. Karena Kebenaran adalah Kebenaran selalu, Kebenaran inilah yang memberi hukuman kepada orang itu atas kepalsuan serta menghukumnya sebagai seorang pendusta.
ROH YANG BERBUAT ZINAH
Saya lihat seorang pezinah yang baru saja sampai ke dalam dunia roh. Lidahnya tergantung keluar seperti orang yang terbakar karena kehausan, lobang hidungnya bengkak dan ia memukul-mukulkan tangannya, seolah-olah api membakar dirinya. Wajahnya begitu jahat dan menjijikkan, sehingga saya berontak waktu melihatnya. Segala kemewahan dan kenikmatan yang menyertainya telah ditinggalkan di dunia dan sekarang, bagaikan seekor anjing gila, ia bingung lari kian kemari dan berteriak, “Terkutuklah hidup ini! Di sini tidak ada kematian untuk menghentikan segala penderitaan. Di sini roh tidak dapat mati, kalau tidak, saya akan bunuh diri, seperti telah saya lakukan di dunia dengan pistol, supaya luput dari segala kesusahan. Tetapi penderitaan di sini jauh lebih besar dari pada di dunia. Apa yang harus saya lakukan?” Sambil mengatakan demikian ia berlari ke dalam kegelapan, di mana ada banyak roh lain yang sepikiran dengannya dan menghilang di sana.
Salah seorang suci berkata, “Bukan saja suatu perbuatan jahat itu dosa, tetapi pikiran jahat dan pandangan jahat juga dosa. Dosa ini bukan saja terbatas pada pergaulan dengan perempuan asing tetapi hal-hal yang berlebihan dan kelakuan seperti binatang terhadap isterinya sendiri, juga termasuk dosa. Seorang suami dan isterinya memang benar disatukan bukan untuk hawa nafsu, tetapi untuk saling menolong dan membantu, sehingga dengan anak-anaknya, mereka boleh menggunakan hidupnya dalam pelayanan sesama manusia dan untuk kemuliaan Allah. Tetapi, siapa yang menjauhkan dosa seorang yang berzinah?”
JIWA SEORANG PERAMPOK
Seorang perampok mati dan masuk ke dalam dunia roh. Mula-mula ia tidak peduli akan keadaan dirinya atau akan roh-roh yang mengelilinginya, tetapi karena kebiasannya, ia mulai mengambil barang-barang berharga dari tempat itu. Ia heran, karena dalam dunia roh, barang-barang yang diambilnya itu seakan-akan mulai berbicara dan menuduhnya akan perbuatannya yang tidak pantas. Sifatnya begitu rusak, sehingga ia tidak tahu apa penggunaan yang sebenarnya dan juga ia tidak layak untuk menggunakan barang-barang tersebut dengan baik. Dalam dunia, nafsunya tidak dapat dikekang, sehingga untuk sebab yang tak berartipun, ia dalam kemarahannya telah membunuh atau melukai siapapun yang bersalah kepadanya. Sekarang, dalam dunia roh, ia mulai berlaku seperti itu! Ia berbalik kepada roh-roh yang datang untuk memberi pelajaran kepadanya, seolah-olah ia mau merobek-robek mereka, seperti seekor anjing buas akan berbuat walaupun di hadapan tuannya. Salah seorang malaikat berkata, “Apabila roh-roh semacam ini tidak dimasukkan ke dalam jurang maut yang gelap, maka mereka akan menyebabkan banyak kejahatan kemanapun mereka pergi. Hati nurani orang itu begitu mati, sehingga, meskipun sudah sampai dalam dunia roh, ia tidak sadar, bahwa dengan membunuh dan merampok di dunia, ia sudah merugikan kekayaan rohaninya dan menghancurkan kemampuan Roh untuk membedakan; serta hidupnya. Ia membunuh dan membinasakan orang lain, tetapi sesungguhnya ia telah membunuh dirinya sendiri. Hanya Allah saja yang tahu, apakah orang ini dan orang-orang yang sama seperti dia, akan tinggal dalam siksaan untuk abad-abad atau untuk selama-lamanya. Kemudian malaikat-malaikat yang diberi tugas, membawanya dan menutupnya dalam kegelapan, ditempat mana ia tidak diijinkan untuk keluar. Keadaan orang-orang yang berbuat jahat dalam tempat itu begitu mengerikan, tak dapat dikatakan betapa ngerinya siksaan mereka, sampai yang melihat gemetar ketakutan.
Karena bahasa dunia kita terbatas, kami hanya dapat berkata sedemikian, yaitu dimanapun jiwa seorang berdosa berada, di sana hanyalah kesakitan yang tidak ada henti-hentinya sedetikpun. Semacam api yang tidak bersinar, bernyala-nyala untuk selama-lamanya, menyiksa jiwa-jiwa tersebut, tetapi mereka tidak habis terbakar dan apipun tidak dapat padam. Roh seorang yang sedang melihat apa yang terjadi, berkata, “Siapa tahu, bahwa pada akhirnya, bukanlah ini, api yang membersihkan.”
Dalam bagian dunia roh yang gelap, yang disebut neraka, ada bermacam-macam tingkat daerahnya dan tingkat yang didiami oleh roh yang menderita, bergantung pada banyaknya dan macam dosanya. Memang benar, bahwa Allah menciptakan semuanya dalam gambar dan rupaNya, yaitu dalam gambar dan rupa AnakNya, yang menjadi gambar Allah yang tak terlihat. (Kejadian 1 : 26,27; Kolose 1 : 15). Namun, karena hubungan mereka dengan dosa, mereka telah merusak gambar dan rupa ini dan menjadikan jelek dan jahat. Memang benar, mereka memiliki semacam tubuh roh, tetapi itu sangat menjijikkan dan menakutkan dan apabila mereka tidak diperbaharui oleh pertobatan yang benar dan oleh anugerah Allah, maka dalam bentuk yang menakutkan ini mereka harus tetap dalam siksaan kekal.
F. KEADAAN ORANG BENAR DAN AKHIR KEMULIAANNYA.
Surga atau kerajaan Allah dimulai dalam hidup semua orang percaya sejati, dalam dunia ini. Hati mereka selalu dipenuhi dengan damai dan sukacita, walaupun mereka harus menderita aniaya dan kesukaran apapun; karena Allah sumber segala damai dan hidup, tinggal dalam mereka. Maut bukanlah kematian bagi mereka, tetapi suatu pintu melalui mana mereka masuk ke dalam rumah kekal. Atau kami dapat katakan, walaupun mereka sudah dilahirkan kembali dalam kerajaan Kekal mereka, namun sewaktu mereka meniggalkan tubuh mereka, bagi mereka, itu bukanlah hari kematian, tetapi hari kelahiran ke dalam dunia roh dan merupakan suatu suka cita yang paling besar, seperti kejadian-kejadian ini, yang akan menjelaskan kita.
KEMATIAN SEORANG BENAR.
Seorang malaikat menceriterakan kepada saya bagaimana seorang Kristen yang benar, yang dengan sepenuh hatinya melayani Gurunya selama tiga puluh tahun terbaring hampir mati. Beberapa menit sebelum ia meninggal, Allah telah membuka mata rohaninya, sehingga sebelum meninggalkan tubuhnya, ia boleh melihat dunia roh dan dapat menceriterakan apa yang dilihatnya kepada mereka yang mengelilinginya. Ia melihat surga terbuka baginya dan sekelompok malaikat dan orang suci datang menyongsongnya; di depan pintu, Sang Juru Selamat dengan tangan terbuka menunggu untuk menyambutnya. Karena semua ini ditunjukkan kepadanya, ia berteriak dengan suka cita, sehingga yang duduk dekat tempat tidurnya terkejut. “Betapa indahnya saat ini”, ia berseru, “Saya sudah lama menunggu untuk melihat Tuhan saya dan pergi kepadaNya. Oh teman-teman!, Pandanglah wajahNya yang bersinar, penuh dengan kasih dan lihatlah kumpulan malaikat itu datang untuk saya. Betapa indahnya tempat itu! Teman-teman, saya mau berangkat ke rumah saya yang sebenarnya, jangan berduka cita karena keberangkatan saya, tetapi bersuka citalah!”
Salah seorang yang hadir dekat tempat tidurnya berkata dengan tenang, “Pikirannya terganggu.” Ia mendengar suara yang perlahan itu dan berkata, “Bukan demikian, saya cukup sadar. Saya ingin kamu melihat pemandangan yang indah ini. Sayang sekali, ini tersembunyi bagi pandangan matamu. Selamat tinggal, kita akan bertemu lagi dalam dunia yang akan datang.” Sambil mengatakan demikian ia menutup matanya dan berkata, “Tuhan, saya serahkan nyawa saya dalam tanganMu,” dan demikianlah ia jatuh tertidur.
MENGHIBUR KEKASIH – KEKASIHNYA.
Segera sesudah jiwa meninggalkan tubuhnya, para malaikat mengangkatnya dalam tangan mereka dan sewaktu baru saja mau berangkat ke surga, ia minta supaya mereka menundanya untuk beberapa menit. Ia melihat pada tubuhnya yang mati dan kepada teman-temannya, dan berkata kepada malaikat-malaikat itu, “Saya tidak tahu bahwa sesudah meninggalkan tubuhnya, roh dapat melihat tubuhnya sendiri dan teman-temannya. Saya ingin supaya teman-temanku dapat melihat saya, sama seperti saya dapat melihat mereka, supaya mereka tidak menganggap saya seperti mati dan berduka cita karena saya, sebagaimana yang mereka lakukan.” Kemudian ia memeriksa tubuh rohaninya dan mendapatkan begitu ringan dan halus, sama sekali berbeda dengan tubuh jasmaninya. Pada saat itu ia coba menahan isterinya dan anak-anaknya yang sedang menangisi dan menciumi tubuhnya yang dingin. Ia mengulurkan tangan rohaninya yang halus dan coba menjelaskan kepada mereka dan dengan kasih yang besar mendorong mereka pergi; tetapi, mereka tidak dapat melihatnya, bahkan tidak dapat juga mendengar suaranya. Dan ia mencoba untuk menyingkirkan anak-anaknya dari tubuhnya, tangannya seakan-akan melalui tubuh mereka, seolah-olah seperti udara, tetapi mereka tidak merasakan apa-apa. Kemudian salah seorang malaikat berkata, “Ayo, mari, kami akan membawamu ke rumah yang kekal. Jangan merasa sedih akan mereka. Tuhan sendiri dan kami juga akan menghibur mereka.
Perpisahan ini hanya untuk beberapa waktu saja.”
Sesudah itu, disertai oleh malaikat-malaikat, ia menuju ke surga. Mereka baru saja maju beberapa langkah, ketika sekumpulan malaikat bertemu dengan mereka dengan sorak-sorai, “Selamat datang,” Banyak teman dan kekasihnya yang meninggal sebelumnya juga menemuinya dan sewaktu melihat mereka, suka citanya bertambah tambah. Ketika sampai dipintu surga, para malaikat dan orang suci berdiri tenang pada kedua sisinya. Ia masuk dan ditengah pintu ia dijemput oleh Kristus. Segera ia jatuh pada kakiNya dan menyembah Dia, tetapi Tuhan mengangkat dan memeluknya serta berkata, “Hai hambaku yang baik dan setia, masuklah ke dalam kesukaan Tuanmu.” Mendengar itu suka citanya tak dapat dikatakan. Air mata kesukaan mulai mengalir dari matanya dan Tuhan telah menyapunya.
Ia berkata kepada para malaikat, “Bawalah dia ke rumah yang paling mulia yang sudah disediakan dari mulanya.”
Kini roh Allah ini masih mempunyai pandangan hidup secara dunia, yaitu apabila ia bersama para malaikat membelakangi Tuhan, itu berarti suatu penghinaan bagi Dia. Karena itu ia ragu-ragu untuk melakukan itu, tetapi pada akhirnya waktu ia memalingkan mukanya pada rumahnya, ia heran, bahwa kemanapun ia memandang, ia dapat melihat Tuhan.
Karena Kristus selalu berada di mana-mana dan terlihat di manapun oleh orang-orang suci dan para malaikat. Tambah lagi di samping Tuhan, ia sangat gembira bahwa kemanapun ia melihat, ia dipenuhi dengan suka-cita; mereka yang lebih rendah kedudukanya menemui yang berkedudukan lebih tinggi tanpa iri hati. Juga mereka yang memiliki kedudukan lebih tinggi menganggap dirinya beruntung dapat melayani saudara-saudaranya yang lebih rendah kedudukannya karena ini adalah kerajaan Allah dan Kasih.
Di setiap bagian surga ada taman-taman yang sangat indah, yang selalu mengeluarkan buah-buahan manis dan lezat dan bermacam-macam bunga yang berbau harum serta tidak pernah layu. Di sana, segala macam makhluk selalu mengucap syukur kepada Tuhan.
Burung-burung yang indah coraknya, menaikkan pujian syukur yang indah, sedemikian manis dan mesra nyanyian-nyanyian para malaikat dan orang suci, sehingga waktu mendengar nyanyian mereka, kami mengalami suatu rasa kesukaan yang tidak terkatakan.
Kemanapun mata memandang, di sana hanya terdapat pemandangan yang membawa sukacita luar biasa. Ini sebenarnya adalah Firdaus yang disediakan Allah bagi orang-orang yang mencintaiNya, di mana tidak ada bayang-bayang maut, atau kesalahan, atau dosa, atau penderitaan, tetapi damai sejahtera dan sukacita kekal.
RUMAH – RUMAH MULIA DI SURGA
Kemudian saya melihat hamba Allah memeriksa rumah mulia yang disediakan untuknya dari jarak jauh sekali, karena di surga semua adalah rohaniah dan mata rohani dapat melihat menembusi segala sesuatu yang menutupi mata atau jarak jauh yang tak terhingga. Melalui kebesaran surga, kasih Allah dinyatakan, dan di mana-mana di dalamnya, semua ciptaanNya, dapat dilihat memuji dan mengucap syukur kepadaNya, dalam keadaan suka cita yang tak ada habis-habisnya. Sewaktu hamba Allah ini bersama-sama dengan malaikat sampai pada pintu rumahnya, ia melihat di sana huruf-huruf bersinar dengan kata-kata, “Selamat datang -Selamat datang,” dan dari huruf-huruf “Selamat datang” ini, terdengar ucapan berulang kali “Selamat datang”. Sewaktu ia memasuki rumahnya, ia heran sekali, karena Tuhan sudah ada di sana sebelumnya. Karena itu, suka citanya makin bertambah, hingga tak dapat dilukiskan. Ia berseru, “Saya tinggalkan kehadiran Tuhan dan datang di sini atas perintahNya, tetapi saya dapatkan, bahwa Tuhan sendiri sudah ada di sini untuk tinggal bersama saya!” Dalam rumah ini segala sesuatu tersedia, yang tidak dapat dibayangkan sebelumnya dan setiap orang siap melayaninya. Dalam rumah-rumah terdekat, orang-orang suci yang pikirannya sama dengan dia, hidup dalam suatu persekutuan yang bahagia, karena rumah surga ini adalah kerajaan, yang telah disediakan untuk orang-orang suci sejak dunia ini dijadikan (Matius 25 : 34); dan inilah masa depan yang termulia, yang menunggu setiap pengikut Kristus yang benar.
HAMBA TUHAN YANG SOMBONG DAN PEKERJA YANG RENDAH HATI.
Seorang hamba Tuhan yang memandang diri sendiri sebagai seorang yang sangat terpelajar dan beragama, meninggal dalam usia yang sangat tua. Tanpa ragu-ragu ia adalah seorang yang sangat baik. Sewaktu malaikat-malaikat datang untuk membawanya ke tempat yang ditentukan oleh Tuhan dalam dunia roh, mereka membawanya ke tempat sementara dan meninggalkannya dengan roh-roh baik lainnya yang baru sampai di sana, di bawah pengawasan malaikat-malaikat yang ditentukan, untuk mengajar jiwa-jiwa yang baik, sambil mereka sendiri kembali untuk mengantar roh-roh lain yang baik.
Dalam tempat surga sementara ini, ada tingkt demi tingkat, sampai kepada tempat sorgawi, yang lebih tinggi; dan di tingkat mana roh-roh boleh masuk untuk diberi pelajaran, ditentukan oleh kebaikan hidup sesungguhnya sewaktu di dunia. Ketika malaikat-malaikat, yang menempatkan pendeta itu dalam tingkatnya yang cocok kembali dengan membawa masuk jiwa lain untuk siapa mereka telah pergi, mereka membawanya melewati hamba Tuhan tersebut ke tingkat yang lebih tinggi. Melihat ini, hamba Tuhan itu berteriak dengan suara yang menghardik, “Apakah hakmu, untuk meninggalkan saya di tengah perjalanan menuju ke negeri yang mulia itu, sementara kamu membawa orang lain lebih dekat ke sana? Baik dalam kesucian, maupun dalam apapun saya sama sekali tidak lebih rendah dari pada orang itu, atau kamu sendiri.” Para malaikat menjawab, “Di sini tidak ada pernyataan, siapa yang besar atau yang kecil, banyak atau sedikit, tetapi seorang dimasukkan ke dalam tingkatnya yang patut, sesuai dengan hidup dan imannya. Kau belum siap untuk tingkat yang lebih tinggi, karena itu kau harus tinggal di sini untuk beberapa waktu dan belajar beberapa hal yang akan diajarkan oleh kawan-kawan sekerja yang sudah ditentukan, kemudian, apabila Tuhan memerintahkan kami, dengan senang hati kami membawa kau ke tempat yang lebih tinggi,” Ia menjawab, “Seumur hidup, saya telah mengajar manusia mengenai jalan ke Surga. Apa lagi yang perlu saya pelajari? Saya tahu semuanya itu!”
Kemudian malaikat-malaikat yang ditugaskan mengajar mengatakan, “Mereka harus pergi ke atas sekarang, kami tidak boleh menghalangi mereka, tetapi kami akan menjawab pertanyaanmu. Kawanku, janganlah tersinggung kalau kami berbicara terus terang, karena ini adalah demi kebaikanmu sendiri. Kau pikir, kau sendirian di sini, tetapi Tuhan juga ada di sini, walaupun kau tidak dapat melihatNya. Kesombongan yang kau tunjukkan pada saat kau berkata, “Saya tahu semuanya itu”, menghalangi kau untuk dapat melihat Dia dan naik ke tingkat yang lebih tinggi. Kerjakanlah dan keinginanmu akan dikabulkan.” Kemudian salah seorang malaikat berkata, “Orang yang tadi dinaikkan lebih tinggi dari padamu bukanlah seorang yang terdidik atau terkenal. Kau tidak melihat dia dengan baik. Ia adalah anggota dari jemaatmu. Orang-orang hampir tidak mengenalnya, karena ia adalah pekerja biasa dan mempunyai sedikit saja waktu luang dari pekerjaannya. Tetapi di tempat pekerjaannya, banyak orang mengenalnya sebagai seorang pekerja yag rajin dan jujur. Sifat kekristenannya diketahui oleh semua yang berhubungan dengan dia. Dalam peperangan ia dipanggil untuk bertugas di Perancis. Di sana, sewaktu ia sedang menolong temannya yang luka, ia kena peluru dan mati. Walaupun ia tewas dengan tiba-tiba, ia sudah siap untuk itu. Karena ia tidak perlu tinggal di tempat sementara ini, sejauh mana kau harus tinggal.
Pengangkatannya tidak bergantung kepada kebijaksanaannya, tetapi kepada kelayakan secara rohani. Hidupnya yang penuh doa dan rendah hati, sewaktu ia berada di dunia, menyiapkan secara baik untuk dunia roh. Sekarang ia bersuka cita karena telah mencapai tempat yang ditentukan dan ia mengucap syukur dan memuji Tuhan, yang dalam kemurahanNya telah menyelamatkannya dan memberikan hidup yang kekal.
HIDUP SURGAWI.
Dalam surga tidak seorangpun dapat menjadi munafik, karena semua dapat melihat hidup orang lain sebagaimana adanya. Terang yang dapat menunjukkan segala sesuatu, membuat orang jahat menyembunyikan dirinya dengan penyesalan, tetapi terang itu memenuhi orang benar dengan suka cita yang amat sangat, karena berada dalam kerajaan Terang Bapa. Di sana, kebaikan mereka nyata bagi semua dan selalu bertambah-tambah, karena tidak ada barang sesuatu yang dapat menghalangi pertumbuhan mereka; segala sesuatu dapat memelihara dan menolong mereka. Tingkat kebaikan yang dicapai oleh jiwa seseorang dapat dilihat dari cahaya yang bersinar dari seluruh pribadinya, karena sifat dan tabiat menunjukkan dirinya dalam bentuk bermacam-macam warna, seperti pelangi yang bercahaya dalam kebesaran kemuliaannya. Di surga tidak ada sifat iri hati. Semua senang melihat kenaikan tingkat rohani dan kemuliaan orang lain, dan tanpa mencari alasan kepentingan diri sendiri; selalu mencoba untuk saling melayani dengan sungguh-sungguh.
Semua karunia dan berkat surga yang tidak dapat dihitung banyaknya, adalah untuk kebutuhan bersama. Tak seorangpun memikirkan untuk mengambil sesuatu demi kepentingan diri sendiri, karena di sana segala sesuatu cukup untuk semua orang.
Allah yang Maha Kasih, dapat dilihat dalam Pribadi Yesus, duduk di Takhta surga yang tertinggi. Dari Dia, yang menjadi “Matahari Kebenaran” dan “Terang Dunia”, sinar yang menyembuhkan dan memberi hidup, dan gelombang cahaya serta kasih, dapat dilihat mengalir sampai ke ujung jagad; memenuhi setiap orang kudus dan malaikat serta membawa kepada siapapun yang disentuhnya, kuasa yang menguatkan dan menghidupkan.
Di surga tidak ada Timur dan Barat, Utara dan Selatan, tetapi bagi setiap jiwa atau malaikat, takhta Kristus tampak sebagai pusat segala sesuatu. Juga di sana, terdapat setiap macam bunga dan buah-buahan yang manis dan lezat dan banyak macam makanan rohani. Sementara memakannya, terasa rasa yang sangat lezat dan bau harum yang menyenangkan, tetapi setelah dicerna, bau yang sangat nyaman yang mengharumkan udara disekitarnya, keluar dari pori-pori tubuh.
Singkatnya, kemauan dan keinginan semua penduduk surga telah dilengkapi dalam Allah, karena, dalam setiap kehidupan, kehendak Allah disempurnakan. Demikianlah dalam segala keadaan dan pada setiap tingkat di surga, tiap orang mengalami suka cita yang indah, yang tak berubah. Demikianlah, akhir keadaan orang benar adalah suka cita dan kebahagiaan yang kekal.
G. TUJUAN DAN MAKSUD CIPTAAN.
Beberapa bulan yang lalu saya sedang berbaring seorang diri dalam kamar saya, menderita sakit bengkak pada mata saya. Sakitnya begitu parah, sehingga saya tidak dapat bekerja sama sekali. Karena itu, saya gunakan waktu itu untuk untuk berdoa dan berhubungan dengan roh. Pada suatu hari, selagi saya baru berdoa beberapa menit, tiba-tiba dunia roh terbuka bagi saya, dan saya dikelilingi oleh para malaikat. Segera saya lupa akan sakit saya, karena semua perhatian saya pusatkan kepada mereka. Saya sebutkan saja beberapa pokok yang dibicarakan bersama.
NAMA DI SURGA.
Saya bertanya, “Dapatkah kamu katakan dengan nama apa kamu dikenal?” Salah seorang malaikat menjawab, “Setiap kami diberi nama baru yang tidak diketahui oleh siapapun, kecuali Tuhan yang orang yang menerimanya (Wahyu 2 : 17). Kami semua telah melayani Tuhan di berbagai-bagai negeri dan dalam berbagai zaman, dan seorangpun tidak perlu mengetahui nama kami. Juga tidak perlu kami mengatakan nama lama kami di dunia.
Mungkin hal itu menarik untuk diketahui, tetapi apakah gunanya? Kami tidak ingin orang mengetahui nama kami, supaya jangan mengira, bahwa kami adalah orang-orang besar, lalu memberi hormat kepada kami, kecuali kepada Tuhan saja, yang begitu mengasihi kami, sehingga ia mengangkat kami dari kejatuhan dan membawa kami masuk ke dalam rumah yang kekal, di mana kami akan menyanyikan puji-pujian dengan Persekutuan KasihNya dan inilah yang menjadi maksud Tuhan dalam menciptakan kami.
MELIHAT ALLAH.
Saya bertanya lagi, “Apakah malaikat-malaikat dan orang-orang kudus yang hidup dalam tingkat tertinggi di surga selalu memandang wajah Allah? Jikalau mereka melihatNya, dalam bentuk dan keadaan apakah Ia menampakkan Diri?
Salah seorang kudus menjawab, “Sama seperti samudera, penuh dengan air, demikianlah seluruh dunia dipenuhi oleh Allah dan setiap penduduk surga merasa kehadiranNya di mana-mana. Apabila seorang menyelam ke dalam air, diatas, di bawah dan disekelilinginya, tidak ada lain, kecuali air saja. Demikianlah kehadiran Allah dirasakan di surga. Sama seperti dalam air laut ada makhluk hidup yang tak terhitung banyaknya, demikian juga wujud Allah yang tak terbatas, anak-anakNya yang terbatas, dapat melihatNya dalam bentuk Kristus. Seperti kata Tuhan, “Siapa yang melihat Aku telah melihat BapaKu” (Yohanes 14 : 9). Dalam dunia roh, kemajuan seseorang menentukan kemampuannya untuk mengetahui dan merasakan Allah, dan Kristus juga menyatakan bentukNya yang mulia kepada setiap orang, sesuai dengan pengertian dan kemampuan rohaninya. Apabila Kristus harus menyatakan diri dalam bentuk mulia yang sama kepada orang-orang yang diam di daerah gelap dan rendah dari dunia roh, seperti Ia tampakkan DiriNya kepada mereka pada tingkat yang tinggi di surga, maka mereka yang dari tingkat rendah tidak akan dapat tahan terhadapNya. Karena itu ia sesuaikan kemuliaanNya menurut kemajuan dan kemampuan masing-masing jiwa.
Kemudian, seorang kudus lain menambahkan, “Sebenarnya, kehadiran Allah dapat dirasakan dan dinikmati, tetapi tidak dapat diutarakan dengan kata-kata. Sama seperti manisnya permen, dinikmati dengan merasakan, yang tidak dapat diuraikan melalui lukisan grafik yang paling lengkap sekalipun. Demikianlah, setiap orang di surga mengalami suka cita akan kehadiran Allah, setiap orang dalam dunia roh tahu bahwa pengalamannya dengan Allah itu nyata, dengan uraian-uraian secara lisan.
JARAK DI SURGA.
Saya bertanya, “Berapakah jarak jauh tempat macam-macam kediaman seorang demi seorang di surga? Apabila seorang tidak boleh tinggal dalam tingkat lain, apakah ia diijinkan untuk mengunjungi mereka yang tinggal di tingkat lain?” Lalu, salah seorang kudus menjawab, “Tempat kediaman setiap jiwa ditentukan oleh pertumbuhan rohaninya yang cocok baginya, tetapi untuk waktu yang singkat ia boleh mengunjungi tempat-tempat yang lain. Sewaktu mereka datang dari tingkat yang tinggi, ke tempat-tempat yang rendah, semacam tudung roh diberikan kepada mereka, supaya rupa mulia mereka tidak mengacaukan mereka yang ada di tingkat rendah dan lebih gelap. Demikianlah jikalau seorang dari tingkat rendah pergi ke tingkat yang lebih tinggi, ia juga diberi semacam tudung roh supaya ia dapat tahan terhadap terang dan kemuliaan tempat itu.
Di surga, jarak jauh tidak dapat dirasakan oleh siapapun, karena sesudah seorang mempunyai kerinduan untuk pergi ke tempat yang tertentu, tiba-tiba ia sudah berada di tempat itu. Jarak hanya dirasakan di bumi. Apabila seorang ingin bertemu dengan seorang kudus di tingkat lain, ia sendiri terangkat ke sana dalam sekejap mata, atau pada saat ia berpikir, segera orang kudus dari jauh itu sudah sampai di hadapannya.
POHON ARA YANG LAYU.
Saya bertanya, “Semua diciptakan dengan tujuan dan maksud tertentu, tetapi kadang-kadang kelihatannya, seolah-olah tujuan itu tidak digenapi; umpamanya, tujuan dan maksud pohon ara adalah tanpa buah, Ia mengutukinya. Dapatkah kamu menerangkan kepada saya, apakah tujuan pohon ara itu sudah digenapi atau belum?”
Seorang kudus menjawab, “Tanpa ragu-ragu tujuannya memang telah digenapi dan lebih dari itu. Tuhan sumber Kehidupan, memberi hidup kepada setiap makhluk dengan tujuan tertentu. Tetapi kalau tujuan itu tidak terpenuhi, Ia berkuasa untuk mengambil kembali hidupnya, untuk memenuhi tujuan yang lebit tinggi. Beribu-ribu hamba Allah telah mengorbankan hidup mereka untuk mengajar dan mengangkat orang lain. Dengan hilangnya nyawa mereka, mereka telah menolong banyak orang, dengan demikian telah memenuhi tujuan dan maksud yang lebih tinggi. dari Allah. Apabila itu sesuai dengan hukum dan merupakan pelayanan yang paling mulia bagi manusia, yang bernilai lebih tinggi dari pohon ara serta ciptaan-ciptaan lain, untuk memberikan hidupnya bagi orang lain, maka bagaimanakah dapat dikatakan tidak adil, apabila sebatang pohon yang tidak berarti, menyerahkan hidupnya bagi pengajaran dan peringatan bagi suatu bangsa yang bengkok? Maka melalui pohon ara ini, Kristus telah mengajar suatu ajaran yang besar kepada orang Yahudi dan pada seluruh dunia, dan siapa yang tidak berbuah dan gagal dalam maksud mereka sebagai ciptaan Tuhan, ia akan dikeringkan dan dibinasakan.
Fakta-fakta sejarah menyatakan, dengan sangat jelas, bahwa hidup bangsa Yahudi adalah fanatik dan picik pada saat itu, karena tidak berbuah, layu seperti pohon ara itu. Demikianlah hidup orang tak berbuah, walaupun di luar kelihatannya penuh dengan buah, itu hanya merupakan suatu penipuan belaka bagi orang lain, dan ia akan dikutuk serta dibinasakan. Apabila ada seorang yang berkeberatan karena pada waktu Tuhan mengutuk pohon itu bukanlah musim buah, maka tidaklah wajar untuk mencari buahnya pada pohon itu; ia harus sadar, untuk perbuatan baik, tidak mengenal musim tertentu, karena semua waktu dan musim ditentukan sama harganya bagi perbuatan baik dan setiap orang harus membuat hidupnya berbuah; dengan demikian ia memenuhi tujuan serta maksud Tuhan untuk yang mana Ia diciptakan.
APAKAH MANUSIA MEMPUNYAI KEMAUAN BEBAS?
Saya bertanya lagi, “Apakah tidak lebih baik apabila Allah menciptakan manusia dan semua ciptaanNya secara sempurna? Dengan demikian manusia tidak dapat berbuat dosa dan tidak akan ada kesusahan besar dan penderitaan di dunia. Tetapi, sekarang dalam suatu ciptaan yang takluk kepada kesia-siaan, kita harus mengalami segala macam penderitaan?”
Seorang malaikat yang datang dari surga tingkat tertinggi dan menduduki jabatan yang tinggi juga, menjawab, “Allah tidak menciptakan manusia seperti mesin yang bekerja secara otomatis; Ia juga tidak menentukan nasibnya seperti bintang-bintang dan planet-planet, supaya tidak keluar dari garis peredaran yang sudah ditentukan, tetapi ia menciptakan manusia menurut gambar dan bentuk rupaNya, sebagai seorang yang bebas kemauannya. Penuh dengan pengertian, ketetapan dan kuasa, bebas untuk melakukan sesuatu. Karena itu ia paling tinggi dari dari pada segala makhluk-makhluknya yang diciptakan. Jikalau manusia tidak diciptakan sebagai seorang yang bebas kemauannya, ia tidak akan menikmati kehadiran Allah atau suka cita surga, karena ia hanya sebagai mesin yang bergerak tanpa pengetahuan atau perasaan, atau seperti bintang-bintang yang berayun tanpa sadar dalam ruang angkasa yang tak terbatas. Tetapi manusia, karena sifatnya sebagai orang bebas kemauannya, pribadinya bertentangan dengan kesempurnaan barang hati  – maka kesempurnaan yang demikian ini merupakan kesempurnaan yang tidak sempurna – karena orang demikian itu sama seperti budak belaka, kesempurnaannya telah memaksanya untuk melakukan suatu perbuatan yang tertentu, dan dalam melakukannya, ia tidak akan mendapat kenikmatan, karena ia tidak dapat memilih kehendak dirinya sendiri. Baginya tidak ada perbedaan antara Allah dan batu.”
Manusia, bersama segala ciptaan lainnya, telah takluk kepada kesia-siaan, tetapi tidak untuk selama-lamanya. Karena tidak dengar-dengaran, manusia atau ciptaan-ciptaan yang lain, membawanya ke dalam segala sakit penyakit dan penderitaan kesia-siaan itu. Dalam pergumulan rohani sajalah, kuasa rohaninya dapat dikembangkan sepenuh. Ya, hanya dalam pergumulan inilah ia dapat belajar suatu pelajaran yang penting bagi kesempurnaannya. Karena itu pada waktu manusia akhirnya mencapai kesempurnaan surga, ia akan mengucap syukur kepada Allah untuk segala penderitaan dan pergumulannya dalam dunia dewasa ini, karena ia akan mengerti sepenuhnya, bahwa segala sesuatu turut bekerja sama untuk kebaikan bagi orang-orang yang mengasihi Allah. (Roma 8 : 28).
PERNYATAAN KASIH ALLAH.
Kemudian salah seorang kudus berkata, “Semua penduduk surga tahu bahwa Allah itu kasih, akan tetapi, hal itu disembunyikan sampai kepada kekal, karena KasihNya begitu heran, sehingga Ia mau menjadi manusia untuk menyelamatkan orang berdosa, dan demi kesucian mereka, Ia rela mati di kayu salib. Oleh karena itu, Ia menderita sedemikian rupa, agar Ia dapat menyelamatkan manusia, dan segala ciptaanNya, yang takut kepada kesia-siaan.
Demikianlah Allah, dalam penjelmaanNya menjadi manusia, telah menunjukkan hatiNya kepada anak-anakNya. Tetapi, jikalau cara yang lain dipakai, KasihNya tidak terbatas itu akan tetap tersembunyi untuk selama-lamanya.
Kini, semua ciptaanNya, dengan penghargaan yang sungguh, menantikan kenyataan anak-anak Allah, di mana mereka akan dipulihkan semua dan dimuliakan. Tetapi sekarang, mereka dan semua ciptaan akan tetap mengeluh dan menderita, sampai ciptaan yang baru akan terjadi. Juga, mereka yang telah lahir baru merintih dalam diri mereka, menantikan penebusan tubuh mereka. Waktunya sudah hampir, di mana segala ciptaan, karena taat kepada Allah dalam segala perkara, akan dibebaskan dari kerusakan dan kesia-siaan untuk selama-lamanya. Kemudian akan tinggal kebahagiaan Allah yang kekal, memenuhi tujuanNya menciptakan manusia. maka Allah akan menjadi segala-galanya dalam segala sesuatu. (Roma 8 : 18 – 23).
Malaikat-malaikat juga berbicara kepada saya tentang banyak hal lain. Tetapi, tidak mungkin untuk mencatat semuanya. karena di dunia ini tidak ada bahasa atau persamaan, dengan mana saya dapat mengutarakan arti kebenaran-kebenaran rohani yang begitu dalam, dan mereka juga tidak ingin supaya saya mencobanya ; karena seorang tanpa pengalaman rohani tidak akan dapat mengertinya, maka dalam perkara ini ada bahayanya. Sebaliknya dari pada menolong banyak orang, kebenaran-kebenaran tersebut akan menimbulkan salah paham dan kesalahan. Karena itu, saya hanya menulis dan membicarakan beberapa kejadian yang sederhana saja dengan harapan, bahwa dari kebenaran-kebenaran tersebut, banyak orang akan mendapat petunjuk dan peringatan, pelajaran sert penghiburan.
Juga, waktunya tidak akan lama lagi bagi pembaca-pembaca buku ini, untuk memasuki dunia roh dan akan melihat semuanya ini dengan mata kepala sendiri. Tetapi, sebelum kita meninggalkan dunia ini untuk selama-lamanya, untuk pergi ke rumah yang kekal, kita dengan pertolongan anugerah Allah dan doa dalam roh, akan melakukan dengan setia, tugas yang ditentukan bagi kita masing-masing. Dengan demikian, kita akan memenuhi tujuan dan maksud hidup kita, dan memasuki, tanpa penyesalan sedikitpun, ke dalam suka cita kerajaan Bapa yang baka di surga.
A m i n.
SADHU SUNDAR SINGH (Penginjil Besar dari India)



Sumber:
https://huxleyi.wordpress.com/2012/01/09/penglihatan-rohani/






No comments:

Post a Comment